SBY Bantah Kaitkan Bom dengan Pilpres

SBY Bantah Kaitkan Bom dengan Pilpres
SBY Bantah Kaitkan Bom dengan Pilpres
JAKARTA - Desakan agar Presiden meminta maaf kepada rakyat atas pidato yang diungkapkan tujuh jam setelah ledakan bom di Hotel JW Mariott dan Ritz-Carlton, ditanggapi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan bantahan. SBY merasa tidak pernah menuduh pihak tertentu atau mengaitkan pengeboman dengan Pilpres.

     

"Yang terjadi, berubah dari apa yang saya omongkan. Dalam bahasa politik, seperti dipelintir, dan diputar-balik. Apa yang menjadi isu kemudian, SBY dianggap menuduh begitu saja, ada kaitan antara pemboman dengan Pilpres tahun 2009 ini. Begitu katanya dalam pernyatan saya. Dengarkan apa yang saya sampaikan, utuh!," kata SBY dalam pengarahan pada Rakornas Partai Demokrat di Kawasan PRJ Kemayoran, Jakarta, Rabu (22/7) malam.

     

Dalam pidato di depan pengurus dan caleg terpilih Partai Demokrat itu, SBY membaca ulang sebagian kecil transkrip pidato yang ia ungkapkan 17 Juli lalu. SBY membaca ulang pidatonya yang menunjukkan bahwa semua pihak tidak boleh main tuding dan main duga. "Semua teori dan spekulasi harus bisa dibuktikan secara hukum. Negara kita adalah negara hukum dan juga negara demokrasi. Oleh karena itu norma hukum dan norma demokrasi harus betul-betul  kita tegakkan. Bila seseorang bisa dibuktikan bersalah secara hukum, baru kita mengatakan yang bersangkutan bersalah," kutipnya.

     

"Berhenti di situ saya. Mana yang mengatakan SBY menuduh, (dan) langsung saja mengaitkan pemboman itu dengan pemilihan presiden. Tolong baca baik-baik nanti," katanya. SBY juga mengatakan polemik media massa telah bergeser dari isu utama.

   

JAKARTA - Desakan agar Presiden meminta maaf kepada rakyat atas pidato yang diungkapkan tujuh jam setelah ledakan bom di Hotel JW Mariott dan Ritz-Carlton,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News