SBY Batal Hadiri KTT di New York
Sudi: Presiden Berusaha Pangkas Anggaran dan Tidak Pernah Pelesir
Selasa, 21 September 2010 – 05:23 WIB
Sebelumnya, Fitra melaporkan, pada periode 2004?2009 perjalanan presiden ke luar negeri menelan dana Rp 813,79 miliar. Pada periode kedua ini, tampaknya, jumlah dana bakal membengkak. Sebab, pada tahun pertama saja, 2010, presiden menghabiskan Rp 179,03 miliar. Anggaran presiden tersebut menempati peringkat teratas, mengalahkan DPR.
Baca Juga:
Fitra juga mengkritisi rencana pembelian pesawat kepresidenan bertipe 737-800 Boeing Business Jet 2 dengan harga USD 85,4 juta atau Rp 854 miliar yang telah disepakati DPR. Proyek tersebut dianggap suatu ironi di tengah kondisi negara yang masih terbelit utang dan banyaknya rakyat miskin. Terlebih lagi, anggaran yang diajukan terlalu tinggi sehingga ada potensi mark-up. Fitra menyebut seorang yang kaya di India membeli pesawat bertipe sama dengan interior lengkap hanya seharga USD 70 juta.
Terpisah, Ketua Komisi II DPR Chairuman Harahap menegaskan tidak ada yang salah dengan pengadaan pesawat kepresidenan. "Kami memang butuh itu," tutur dia di gedung Senayan kemarin.
Dia juga yakin bahwa pengadaan pesawat tersebut secara alami akan efektif dalam membatasi jumlah peserta rombongan presiden. Sebab, desain interior pesawat kepresidenan akan berbeda dengan pesawat carter, apalagi komersial. Itu bakal berimplikasi terhadap kapasitas kursi penumpang. "Kalau kapasitasnya diubah menjadi eksekutif, paling banyak 20 seat. Rombongan presiden jadi lebih sedikit. Kalau banyak kursi, terus terlihat kosong, semua mau ikut," ucap politikus dari Partai Golkar itu, lantas tersenyum.
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara tidak langsung menanggapi tudingan pemborosan anggaran kunjungan kerja ke luar negeri yang
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan