SBY Dianggap Jalankan Skema Imperialis
Kamis, 29 Maret 2012 – 13:17 WIB
JAKARTA - Koordinator Front Perjuangan Rakyat (FPR), Rudy HB Daman mengatakan rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintahan tidak berdasar. Pasalnya, dari penelusuran FPR, Indonesia masih mengekspor BBM ke negara Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).
"Hingga hari ini ternyata Indonesia masih mengekspor BBM ke Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Masalahnya proses ekspor dan penyedotan BBM dari bumi Indonesia dikuasai oleh perusahaan milik AS seperti Chevron, Exxon dan Conoco Philips. Perampokan kekayaan alam Indonesia itu terjadi melalui izin pertambangan yang dikeluarkan oleh pemerintahan berkuasa," kata Rudy HB Daman, saat berorasi di depan Stasiun TVRI, kawasan Senayan Jakarta, Kamis (29/3).
Baca Juga:
Dikatakannya, saat ini lebih dari 270 izin tambang minyak dan gas (Migas) yang memberikan keuntungan sekitar 88 persen ada di tangan asing. Hanya sekitar 12 persen saja untuk bangsa Indonesia.
"Padahal monopoli asing atas sumber daya energi Migas merupakan penyebab utama Indonesia harus menjadi negara pengimpor BBM dalam jumah besar. Sementara BBM yang dimiliki oleh bangsa ini di ekspor," tegas Rudy.
JAKARTA - Koordinator Front Perjuangan Rakyat (FPR), Rudy HB Daman mengatakan rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintahan tidak
BERITA TERKAIT
- Ini Strategi BAZNAS Jabar Mengurai Kemiskinan Ekstrem
- Anggota DPRD DIY Menolak Istilah Nataru
- Apa Kabar Kasus Firli Bahuri di Polda Metro Jaya?
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila
- Legislator Golkar Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink, Ini Alasannya
- KPK Didesak Dalami Info Pertemuan Abdul Gani Kasuba dan Anak Komisaris Mineral Trobos