SBY Didesak untuk Minta Maaf
Senin, 20 Juli 2009 – 12:34 WIB
JAKARTA –Pernyataan SBY yang mengkaitkan pengeboman JW Marriot dan Ritz Carlton dengan kelompok yang tidak puas terhadap hasil pilpres kembali menyolidkan kubu Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. Mereka menganggap tuduhan itu salah alamat. Karenanya, SBY harus segera mengklarifikasi dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Menurut dia, selaku kepala negara, SBY sangat ceroboh membeberkan laporan intel yang kebenarannya belum bisa dibuktikan. Ini berbahaya, karena berpotensi menimbulkan keresahan. ’’Bayangkan orang-orang sekaliber Jusuf Kalla, Megawati, Prabowo, dan Wiranto yang disebut negarawaran dan percaya sistem demokratis ternyata dituduh penyebar terror,’’ sesalnya.
’’Kami berharap SBY menunjukkan sikap kenegarawanan dengan meminta maaf,’’ kata Sekretaris Umum Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Fadli Zon, di Jakarta, Senin (20/7). Fadli menduga pernyataan emosional presiden keluar setelah mendapat masukan yang tidak benar dari penasihatnya.
Baca Juga:
Padahal, efeknya sungguh fatal. Tudingan SBY telah menciptakan kebingungan di tengah masyarakat dan perpecahan politik. Meskipun tidak eksplisit menyebut nama, Fadli menilai pernyataan SBY sudah jelas mengarah salah ke satu pasangan capres-cawapres pesaingnya. ’’Tidak butuh interpretasi macam-macam. Sudah jelas kok arahnya kemana,’’ cetus Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.Desakan senada juga disampaikan jubir tim sukses JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi. ’’Semua publik awam dengan mudah membuat penafsiran, kalau tidak JK-Win ya Mega-Pro,’’ kata kader muda dari Partai Golkar itu.
Baca Juga:
JAKARTA –Pernyataan SBY yang mengkaitkan pengeboman JW Marriot dan Ritz Carlton dengan kelompok yang tidak puas terhadap hasil pilpres kembali
BERITA TERKAIT
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Prabowo Bertemu MBZ, Targetkan Investasi Dagang Rp 158 Triliun
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Heboh Aparat Nyatakan Dukungan ke YSK, Pengamat: Pelanggaran Netralitas
- Korban Erupsi Gunung Lewotobi Tetap Bisa Gunakan Hak Pilih di Pilkada 2024
- Kejari Morowali Konfirmasi Pemanggilan Anwar Hafid Hoaks