SBY Dijebak Jadi Penentu Suksesi
Jelang Kongres II Partai Demokrat
Rabu, 31 Maret 2010 – 21:02 WIB
JAKARTA- Pengamat politik dari universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit yakin suksesi kepemimpinan di Partai Demokrat tidak akan berlangsung demokratis jika para kandidat yang akan bertarung memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Demokrat (PD) dalam Kongres PD, Mei mendatang semuanya mengklaim kedekatannya dengan Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono. "Sikap ini menjebak SBY jadi penentu tunggal, sehingga proses suksesi di Demokrat tidak akan berjalan Demokratis," kata Arbi Sanit, di Jakarta, Rabu (31/1). Mengenai signal kedatangan Ibas dalam deklarasi Andi Mallarangeng?, Arbi melihat bahwa dinasti dalam berpolitik adalah hal yang biasa sebagaimana yang terjadi pada dinasti Kennedy di Amerika Serikat. “Tapi politik dinasti itu pada akhirnya sadar bahwa hanya orang-orang yang mampu berpolitik lah yang seharusnya meneruskan hal itu, sementara keturunan yang tidak mampu berpolitik berada diluar dan tidak mau bermain dalam wilayah politik,” tegasnya, sembari menjelaskan tidak melihat adanya politik dinasti yang akan diterapkan SBY karena anaknya (Ibas) belum cukup matang.
Dinamika apapun yang telah dan akan terjadi selama proses suksesi lanjutnya, akan percuma jika SBY benar-benar terjebak untuk bersikap sebagai penentu. "Demokrasi di internal Demokrat sulit dilakukan, proses yang terjadi saat ini kepada siapa SBY akan memberikan kursi ketua umum," lanjut Arbi.
Baca Juga:
:TERKAIT Klaim bahwa calon ketua umum memiliki kedekatan dengan SBY lalu menjualnya kepada DPD I dan II menunjukkan bahwa calon tersebut bersifat elitis karena hanya mengharapkan dukungan dari atas tanpa memikirkan dan peduli dukungan dari bawah. "Dalam perspektif kultur Jawa Ini memang tidak bisa dirubah karena akan terjadi seperti pemilu legislatif, dimana anggota-anggota legislatif yang dipilih langsung oleh rakyat ternyata banyak yang mengecewakan dan tidak memiliki kapabilitas maupun kapasitas sebagai anggota dewan. Yang benar memang pemilihan yang sehat dimana para elitnya memberikan contoh dan calon yang baik yang bebas dari hal-hal buruk,” jelasnya.
Baca Juga:
JAKARTA- Pengamat politik dari universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit yakin suksesi kepemimpinan di Partai Demokrat tidak akan berlangsung demokratis
BERITA TERKAIT
- Pilwalkot Semarang 2024: Restu & Doa Jokowi untuk Yoyok-Joss
- Teriakan 'Ganti Bupati' Menggema di Kampanye Akbar Paslon 02
- Pengamat Hardjuno Soroti Langkah DPR Memasukkan RUU Tax Amnesty ke Prolegnas 2024
- Lihat Senyum Jokowi saat Kampanye Luthfi-Yasin di Simpang Lima Semarang
- Kantor PKS Didemo Massa, Minta Kadernya Disanksi
- Pemilih Gerindra, PDIP, Golkar & PAN Lebih Pilih Agustiar Sabran-Edy Pratowo