SBY Dikritik soal Bahasa Jawa Kromo
Saat Memberi Kuliah Umum di Peking University
Jumat, 24 Oktober 2008 – 02:28 WIB
BEIJING – Kejutan terjadi dalam kuliah umum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Peking University, Beijing, Kamis (23/10). Pasalnya, seorang mahasiswa Peking University bernama Cintya bertanya kepada Presiden SBY tentang semakin sedikitnya masyarakat Jawa yang menguasai bahasa Jawa kromo. Dalam tanggapannya, Presiden SBY mengakui globalisasi memengaruhi tatanan budaya dan karakter masyarakat, termasuk masyarakat Jawa. Dia menilai mempertahankan karakter budaya dalam kerasnya pengaruh globalisasi merupakan tantangan semua bangsa. ”Kami akan berupaya keras menyeimbangkan tuntutan globalisasi dan kewajiban mempertahankan karakter dan budaya sebagai identitas,” katanya.
”Saya dua tahun menjadi mahasiswa pertukaran di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Selama itu saya kesulitan berkomunikasi dengan wong Jogja karena bahasa kromo inggil yang diajarkan di kampus tidak dikuasai semua orang Jogja. Sedanten ngagem bahasa Jawa ngoko kaliyan bahasa Jawa campuran (semua menggunakan bahasa Jawa ngoko dan campuran),” ujar Cintya dalam bahasa Indonesia campur Jawa dengan fasih yang disambut tawa Presiden SBY dan puluhan anggota rombongannya.
Baca Juga:
Baru ketika mahasiswa Fakultas Budaya Timur di Peking University itu mengulang pertanyaannya dalam bahasa Tiongkok, tawa ratusan mahasiswa yang menghadiri kuliah umum ikut tergelak.
Baca Juga:
BEIJING – Kejutan terjadi dalam kuliah umum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Peking University, Beijing, Kamis (23/10). Pasalnya, seorang
BERITA TERKAIT
- Lihat, Bakamla RI Kembali Tangkap Ballpress Ilegal
- Aceh Selatan Diguncang Gempa Magnitudo 6,2
- Abraham Samad Laporkan Dugaan Korupsi Pagar Laut dan PSN PIK 2 ke KPK
- Makan Bergizi Gratis dapat Sambutan Hangat dari Warganet Global
- Putri Zulkifli Hasan Ditunjuk Jadi Bendahara Umum Dekopin
- Kejari Bandung Dianggap Lalai Menangkap Terpidana Penipuan, Massa Demo Kejagung