SBY Diminta Hati-hati ke Kincir Angin
Selain Demisioner, Belanda Bantai 40 Ribu Warga Sulsel
Jumat, 08 Oktober 2010 – 16:52 WIB
"Itu, soal hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 telah lama dan bahkan hingga kini memang tidak diakui Belanda karena Belanda berketetapan hari kemerdekaan RI itu jatuh pada 27 Desember 1949. Lalu untuk apa hal itu harus dibicarakan lagi karena substansinya memang sudah berbeda?," tanya Hasvi.
Baca Juga:
Menurut Hasvi, biarkanlah perbedaan itu ada dan tidak perlu dipersamakan karena terlalu beresiko tinggi bagi negara Belanda. "Mustahil Belanda mau mengakui kemerdekaan RI itu pada 17 Agustus 1945 karena pengakuan itu sekaligus akan menjadikan negara Belanda sebagai negara agresor karena setelah tahun 1945 ternyata Belanda melakukan agresi sebanyak dua kali dan melakukan pembunuhan massal terhadap 40 ribu warga negara Indonesia di Sulawesi Selatan," ungkap Hasvi.
Ditempat yang sama, Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Ahmad Muzani justru berbeda pandang dengan sejarahwan Hasvi Warman Adam. Menurut Muzani, kalau benar Belanda akan memberikan pengakuan terhadap hari kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 itu sangat penting karena pengakuan tersebut menyangkut harkat dan martabat bangsa di mata dunia.
"Hingga kini, satu-satunya negara di Eropa yang belum mengakui kemerdekaan RI itu jatuh pada 17 Agustus 1945 adalah Belanda," kata Ahmad Muzani.
JAKARTA - Peneliti sejarah dari Lembaga Ilmu Pegetahuan Indonesia (LIPI) Hasvi Warman Adam, menyarankan agar kunjungan Presiden RI Susilo Bambang
BERITA TERKAIT
- Sejumlah Wilayah Ini Wajib Waspada karena Efek Erupsi Gunung Semeru
- Jasa Raharja & Korlantas Polri Survei Kesiapan Pengamanan Nataru
- 3 Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi Itu Anak Saleh, Remaja Masjid, dan Paskibraka
- 6 Penasaran soal Gaji Guru Honorer Naik Rp2 Juta, PNS & PPPK 100% Gapok
- Dukung Deklarasi Bersama Istiqlal, UID Serukan Tri Hita Karana Universal
- 5 Berita Terpopuler: Honorer Sudah dapat Pembekalan Kepegawaian, Jangan Lupa Cetak Kartu Seleksi PPPK