SBY Diminta Telepon Pemerintah Taiwan

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Diah Pitaloka geram lantaran kasus penyiksaan TKI Erwiana oleh majikannya di Hong Kong, belum tuntas. Kini terungkap lagi kasus serupa di Taiwan, yang menimpa Sihatul Alfiah (27).
Politikus PDI Perjuangan itu mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menempuh langkah politik dengan menelepon langsung pemerintah Taiwan, bukan menelepon Sihatul seperti yang dilakukan pada Erwiana pekan lalu. Sebab, Sihatul tak bisa bicara.
"Pak SBY, Sihatul tak mungkin Bapak telepon, Ia tak bisa bicara, hidupnya ditopang alat. Teleponlah Pemerintah Taiwan, majikannya harus segera ditangkap dan diperiksa serta dijatuhi hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku di Taiwan," pinta Rieke menyampaikan pesannya kepada Presiden, Kamis (23/1).
Rieke juga meminta Presiden SBY menanyakan kebenaran informasi bahwa Sihatul tidak dirawat di Rumah Sakit, tapi di rumah jompo. Jika informasi itu benar, katanya, Presiden SBY berhak menuntut agar Sihatul dirawat di RS degan perawatan yang semestinya.
"Hak-hak normatif Sihatul sebagai pekerja harus dipenuhi. Pak SBY juga bisa mengecek kebenaran informasi yang menyebutkan perusahaan yang memberangkatkan Sihatul menyarankan kasus ini diselesaikan secara damai, dengan bayaran 600 juta," pungkasnya. (fat/jpnn)
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Diah Pitaloka geram lantaran kasus penyiksaan TKI Erwiana oleh majikannya di Hong Kong, belum tuntas.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Berkunjung ke Blok M, Rano Karno Kaget
- Profil Tony Blair, Mantan PM Inggris yang Jadi Dewas Danantara
- Driver Ojol Minta Bantuan Hari Raya, Modantara Berkomentar Begini
- Dirjen Bina Adwil Beri Pembekalan Retret Kepala Daerah di Magelang
- Komitmen untuk Lingkungan Keberlanjutan, Pertamina Meraih Penghargaan PROPER dari KLH
- Beragam Kelenturan Kebijakan Seleksi PPPK 2024, Honorer Jangan Lagi Dikorbankan