SBY Dinilai Gunakan Sensitivitas Terbalik
Rabu, 20 Oktober 2010 – 17:01 WIB
JAKARTA - Ketua Partai Hanura, Fuad Bawazier menegaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menerapkan prinsip-prinsip sensitivitas pemerintahan terbalik, dalam menyikapi berbagai dinamika yang saat ini terjadi di masyarakat. Tapi, kalau dinamika yang terjadi itu, katakan aksi demo yang mengkritisi tanggung jawabnya sebagai Presiden, lanjut Fuad pula, maka akan cepat-cepat disimpulkan sebagai tindakan yang hendak menggulingkan kekuasaan, dan pihak kepolisian diperintahkan untuk menindak secara tegas.
"Kalau satu dinamika itu mengarah kepada keterusikan SBY selaku Presiden, maka sekecil apapun dinamika yang terjadi pasti diresponnya. Sebaliknya, jika dinamika itu tidak mengarah pada kekuasaannya, maka SBY terkesan lebih tenang," kata Fuad di DPD, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/10).
Baca Juga:
Fuad mencontohkan soal keluhan pelayanan publik yang hampir merata di seluruh Indonesia. Nyatanya Presiden SBY, katanya, selalu berkilah bahwa urusan pelayanan publik itu bukan tanggung jawab Presiden, karena ada instansi yang ditugaskan untuk itu. "Ini kan menunjukkan sikap yang tidak bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan, yang oleh undang-undang diamanatkan sebagai satu kesatuan," kata Fuad.
Baca Juga:
JAKARTA - Ketua Partai Hanura, Fuad Bawazier menegaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menerapkan prinsip-prinsip sensitivitas pemerintahan
BERITA TERKAIT
- Cerita Nelayan soal Pagar Laut: Dibangun Swadaya untuk Hadapi Abrasi dan Lindungi Tambak Ikan
- Pemerintah Dukung Partisipasi Indonesia di New York Fashion Week
- Tenaga Non-ASN Lolos Seleksi PPPK Kota Semarang Tak Seusai Kualifikasi, Waduh!
- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel, KPK: Kami Menghormati
- PERADI-SAI Serukan Salam Damai dan Persatuan ke Seluruh Advokat
- Wahai Honorer Lulus PPPK 2024, Senyum dong, Ini soal Gaji Perdana