SBY Dinilai Mendramatisir Reshuffle Kabinet
Senin, 17 Oktober 2011 – 00:18 WIB
"Oleh SBY, permintaan tersebut 'diselewengkan' dengan cara melibatkan elit partai politik dan menggemukan kabinet dengan cara menambah jabatan wakil menteri yang ujungnya-ujungnya harus dibiayai rakyat," imbuh Bugiakso.
Baca Juga:
Selain itu dia juga menegaskan bahwa sosok SBY terbukti bukanlah seorang pemimpin tapi lebih cocok sebagai "Pandito" yang selalu memperlihatkan wajah prihatin tapi tidak bertindak untuk suatu perubahan.
"Kalau pemimpin itu jelas harus tegas, cekatan dan tidak pandang bulu. Sementara 'Pandito' harus bersikap prihatin, serius tapi tidak jelas apa yang harus dilakukan hingga perlu mengajak elit koalisinya," kata Bugiakso.
Tapi ingat, 'Pandito' menurut Bugiakso, adalah seorang tokoh dalam pewayangan yang mau menerima orang siapa saja dan dari manapun latarbelakangnya. Meskipun orang tersebut dari orang bersalah sekalipun. "Orang-orang yang dirasa dan dinilai bermasalah itulah yang kini mayoritas mengelilingi Presiden SBY," tukasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Ketua Umum Jenderal Soedirman Center (JSC), Bugiakso menilai reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II yang kini ada di tangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Hujan, Masyarakat Diimbau Waspada
- Bea Cukai dan Polri Bongkar Penyelundupan 389 Kg Sabu-Sabu Jaringan Timur Tengah
- Besok, Presiden Prabowo Sampaikan Realisasi Kenaikan Gaji Guru, PNS & PPPK Makin Makmur
- LAZNAS Syarikat Islam dan BAZNAS Bersinergi Salurkan Rp 500 Juta untuk Palestina
- BAZNAS Angkat Kisah Guru Papua dalam Buku Mengajar di Batas Negeri
- Warga Angkatan 45 Geger, Romiah dan Bobi Mengaku Tidak Kenal