SBY Diserang dengan Impor Gula, Politikus Demokrat Membela
jpnn.com - JAKARTA - Pernyataan Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia, Ismed Hasan Putro, tentang kebijakan penetapan quota impor gula di era pemerintah Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditepis Politikus Demokrat.
Anggota DPR RI, Herman Khaeron, menilai Ismed yang menduga dan mengarahkan kebijakan itu masuk kategori tindak pidana tidak tepat.
Herman yang merupakan Wakil Ketua Komisi IV DPR, tak terima dengan pernyataan Ismed dalam sebuah diskusi di Jakarta, yang dinilainya tendesius.
"Pernyataan tendensius Ismet Hasan Putro tentang kebijakan penetapan quota impor gula di era pak SBY merugikan negara sangat aneh dan tidak berdasar," katanya di gedung DPR Jakarta, Senin (24/8).
Menurutnya, kebutuhan gula nasional baik untuk konsumsi maupun industri setiap tahunya naik terus dan produksi dalam negeri pun juga naik.
Tapi, kebutuhan industri yang meningkat pesat, memengaruhi kebutuhannya yang ikut meningkat. Itu membuat dalam stok dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi permintaan.
Karena itu, kata Herman, di era pemerintahan SBY, impor adalah jalan terakhir yang dilakukan.
Itupun hanya diperuntukan bagi kebutuhan industri, dengan memperhatikan industri gula dan petani tebu dalam negeri. Justru, Herman mempertanyakan maksud dari pernyataan Ismed.
JAKARTA - Pernyataan Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia, Ismed Hasan Putro, tentang kebijakan penetapan quota impor gula di era pemerintah
- Jokowi Finalis Pemimpin Terkorup Versi OCCRP, Chandra Singgung Kejahatan Terorganisasi
- Polemik Pelaporan Bambang Hero ke Polda Babel, Kewenangannya Dipertanyakan
- Masih Ada Formasi PPPK 2024 Tahap 2 Tanpa Pelamar
- Jan S Maringka Hadiri Acara 'Kilas Balik Reuni Kejaksaan RI Angkatan 89'
- PPPK Paruh Waktu Belum Jelas, Honorer Diminta Jangan Resah
- 5 Berita Terpopuler: Ada yang Belum Jelas, R2 hingga Honorer TMS PPPK Mengetuk Pintu Istana, Siap-Siap Ada Demo Besar