SBY: Golkar Tak Mesti Oposisi untuk Mengkritik
Selasa, 06 Oktober 2009 – 18:28 WIB
SBY pun memberikan kebebasan kepada Partai Golkar untuk menentukan sikap setelah dirinya dilantik berpasangan dengan wapres terpilih, Boediono, pada 20 Oktober mendatang. Hanya saja sebelum 20 Oktober, kata SBY, Golkar tidak boleh beroposisi kepada pemerintah, karena Wapres Jusuf Kalla (JK) merupakan representasi dari Partai Golkar. Bila sikap oposisi ditunjukkan sebelum 20 Oktober, SBY menilai sikap tersebut adalah ganjil.
Baca Juga:
"Bila (Golkar) beroposisi menjelang 20 Oktober, berarti sikap itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar (UUD). Dalam Pasal 4 disebut bahwa presiden memegang kekuasaan pemerintahan. Ayat 2 menyebut (bahwa) dalam melakukan kewajibannya, presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden," papar SBY pula.
Kendati berasal dari Partai Demokrat, lanjut SBY, dirinya tetap mendoakan Munas Partai Golkar agar berjalan sukses dan lancar, hingga menghasilkan ketua umum yang baru. "Doa saya itu karena saya sebagai kepala negara. Ingat, Partai Golkar sudah lama berkiprah dalam kehidupan di negeri ini," jelasnya lagi. (gus/JPNN)
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bahwa ia menghormati siapapun pemimpin yang dipilih oleh kader "beringin".
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- KPU Pastikan Petugas KPPS yang Meninggal di Karawang Dapat Santunan
- Pilkada 2024 Telah Usai, Ketua LUIS Ingatkan Umat Muslim Jangan Terprovokasi Hoaks
- Benny Sabdo: Bawaslu Awasi Melekat Rekapitulasi Suara Pilgub Jakarta 2024
- Pilgub Banten 2024: Bu Airin Kalah 2-6 dari Pak Andra, Ini Perinciannya
- AKBP Kuswara Minta Bantuan Polda setelah Puncak Jaya Sempat Membara
- Real Count Pilkada Purwakarta 2024: Anne Ratna Mustika Berat, Lihat Itu Aksi Dedi Mulyadi