SBY-HB X Bertemu 15 Menit
Jumat, 15 Juni 2012 – 05:05 WIB
Sementara itu, keinginan Ketua Koordinator Keistimewaan Jogjakarta Sejati (Kerisjati) KH Abdul Muhaimin menjadikan Vatikan sebagai referensi dalam penerapan keistimewaan DIJ memancing tanggapan sejumlah pihak. Salah satunya kalangan parlemen. Wakil Ketua Fraksi PKB Anwar Hamid menilai, sulit model Vatikan dijadikan rujukan untuk DIJ. "Tidak mungkin kita meniru Vatikan," tegas Anwar kemarin.
Mantan ketua PC NU Kulonprogo itu mengakui, Vatikan memang memiliki kekhususan sebagai suatu negara. Antara lain, papar Anwar, sebagai sebuah negara, Vatikan bisa mengeluarkan konsili-konsili atau seruan kepada seluruh umat Katolik di seluruh dunia. Seruan dari Vatikan akan dipatuhi seluruh umatnya.
Untuk DIJ, menurut wakil bupati pertama Kulonprogo tersebut, posisi dan kondisinya berbeda. Karena itu, ketimbang mengadopsi Vatikan, dia lebih setuju jika keistimewaan DIJ merujuk pada Piagam Madinah.
Piagam Madinah dalam implementasinya diakui mampu melindungi semua umat meski berbeda keyakinan. Umat Islam, Kristen, bahkan Yahudi bisa hidup secara rukun dan damai tanpa gesekan sedikit pun. "Saya lebih sepakat memakai rujukan Piagam Madinah," tegas ketua DPC PKB Kulonprogo itu.
JOGJAKARTA - Pembicaraan tentang RUU keistimewaan (RUUK) DI Jogjakarta mulai menemui titik terang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Gubernur
BERITA TERKAIT
- Prabowo Angkat 4 Adhi Makayasa Jadi Pembantunya, Semuanya Berlatar Belakang TNI
- TBM Bukit Duri Bercerita Gelar Lokakarya Jurnalistik Digital, Anak dan Remaja Antusias
- Peradi Jakbar Gelar PKPA Bersama Polda Metro Untuk Asah Kemampuan Penyidik
- KPK Minta Menteri, Wamen, dan Kepala Badan Prabowo Segera Laporkan Kekayaannya
- Polemik Mayor Teddy Jadi Seskab, Eks Sesmil Presiden: Ubah Undang-undang atau Mundur dari TNI
- Kiai Marsudi Syuhud Hadiri Doa Bersama untuk Presiden dan Wakil Presiden