SBY Ingatkan Jangan Takabur

SBY Ingatkan Jangan Takabur
SYUKURAN- Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY saat memberikan pidato kemenangan Partai Demokrat dalam syukuran yang digelar di kediamannya di Cikeas. Foto: Tomy C Gutomo/Jawa Pos
BOGOR-Inilah bedanya politisi Bugis dan Jawa. Yang satu ceplas-ceplos, to the point, licin, lincah dan agresif dalam mengeluarkan statemen politik. Sebaliknya, yang satu normatif, tutur bahasanya diatur, tidak vulgar, banyak bertahan, penuh diwarnai bahasa-bahasa kiasan.

Itulah gambaran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang asli Pacitan, Jawa Timur dan Jusuf Kalla (JK) yang dibesarkan di Makassar, Sulawesi Selatan. Selama menjadi presiden dan wakil presiden, perseteruan itu tidak begitu tampak. Namun, ketika keduanya sama-sama mencalonkan diri sebagai presiden, perang kata-kata pun mencuat.

“Tidak perlu kita tunjukkan kalau kita lebih cepat, lebih tegas, lebih baik atau lebih ini. Itu takabur namanya. Tidak baiklah, jadi hati-hati," ujar SBY dalam syukuran kemenangan PD di Cikeas, Bogor, Minggu (10/5).

Lebih lanjut Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini juga menyebutkan bahwa semua orang memiliki plus minus. Tidak ada yang sempurna. "Semua pemimpin tentu saja punya potensi dan kelebihannya. Tetapi, masak SBY dianggap nggak punya apa-apa?," imbuh SBY.

BOGOR-Inilah bedanya politisi Bugis dan Jawa. Yang satu ceplas-ceplos, to the point, licin, lincah dan agresif dalam mengeluarkan statemen politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News