SBY Ingatkan Jangan Takabur
Senin, 11 Mei 2009 – 10:27 WIB
BOGOR-Inilah bedanya politisi Bugis dan Jawa. Yang satu ceplas-ceplos, to the point, licin, lincah dan agresif dalam mengeluarkan statemen politik. Sebaliknya, yang satu normatif, tutur bahasanya diatur, tidak vulgar, banyak bertahan, penuh diwarnai bahasa-bahasa kiasan.
Itulah gambaran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang asli Pacitan, Jawa Timur dan Jusuf Kalla (JK) yang dibesarkan di Makassar, Sulawesi Selatan. Selama menjadi presiden dan wakil presiden, perseteruan itu tidak begitu tampak. Namun, ketika keduanya sama-sama mencalonkan diri sebagai presiden, perang kata-kata pun mencuat.
Baca Juga:
“Tidak perlu kita tunjukkan kalau kita lebih cepat, lebih tegas, lebih baik atau lebih ini. Itu takabur namanya. Tidak baiklah, jadi hati-hati," ujar SBY dalam syukuran kemenangan PD di Cikeas, Bogor, Minggu (10/5).
Lebih lanjut Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini juga menyebutkan bahwa semua orang memiliki plus minus. Tidak ada yang sempurna. "Semua pemimpin tentu saja punya potensi dan kelebihannya. Tetapi, masak SBY dianggap nggak punya apa-apa?," imbuh SBY.
BOGOR-Inilah bedanya politisi Bugis dan Jawa. Yang satu ceplas-ceplos, to the point, licin, lincah dan agresif dalam mengeluarkan statemen politik.
BERITA TERKAIT
- Prabowo Bilang Nasi Goreng Megawati Enak Sekali, Masa, sih?
- Tanggapi Isu Menhut Mau Membabat Hutan, Ahmad Yohan Singgung Penghijauan
- Terungkap! Komunikasi Prabowo-Megawati Lancar Meski Belum Bertemu Sejak Pelantikan
- Peran Politik Muzani Gerindra Sebagai Perantara Komunikasi Prabowo-Megawati
- Kejagung Bangun Sistem Pantau Tuntutan Jaksa, Sahroni: Keren, Pastikan Semua Patuh!
- Komisi II Bakal Undang Mendagri-KPU Bahas Opsi Pelantikan Kepala Daerah Terpilih