SBY Ingin Selamatkan Ilmuwan
Tak Mau Nonaktifkan Boediono-Sri Mulyani
Minggu, 20 Desember 2009 – 14:03 WIB
Justru Arbi mengkritik permintaan Pansus. Menurutnya, permintaan itu merupakan bentuk keserakahan jabatan para politikus yang ada di Senayan. “Itu keserakahan politik karena mengincar jabatan keduanya,” tukasnya.
Baca Juga:
Jika Boediono dan Sri Mulyani mundur, kata Arbi, yang paling diuntungkan adalah partai koalisi. Lebih spesifik lagi, Arbi menyebut Partai Golkar yang mengejar posisi Wakil Presiden. “Seakan-akan jabatan wapres itu sudah tergambar oleh Golkar,” ucapnya.
Ada tiga alasan Pansus Century meminta Boediono dan Sri Mulyani mundur. Pertama, agar tugas-tugas Panitia Angket dalam melaksanakan penyelidikan dan pengumpulan data lebih optimal. Kedua, menjunjung tinggi moralitas, keteladanan dan akuntabilitas penyelenggara negara dan yang ketiga menyikapi suasana batin rasa keadilan masyarakat.
Alasan itu dianggap Arbi juga bentuk 'kesombongan'. “DPR bisa memanggil setiap saat dan mereka (Boediono dan Sri Mul, red) menyatakan siap datang memberikan keterangan jika dipanggil oleh Pansus. Apalagi yang diperlukan? Pansus katanya siap bekerja ekstra. Paling-paling seminggu, sombong amat,” cetusnya. (awa/jpnn)
JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbit Sanit menilai sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak mengakomodir
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- Pererat Hubungan Antar-Negara, Perpustakaan Soekarno Garden Bakal Dibangun di Uzbekistan
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng