SBY Jadikan Survei sebagai Bahan Evaluasi

SBY Jadikan Survei sebagai Bahan Evaluasi
SBY Jadikan Survei sebagai Bahan Evaluasi
Kepuasan publik di bidang ekonomi juga melorot. Salah satunya disebabkan maraknya ledakan gas. Menko Kesra Agung Laksono mengatakan, pemerintah tengah berusaha mengatasi masalah tersebut. "Itu pemerintahan yang lalu. Kami berusaha memperbaikinya sekarang," ujar Agung.

 

Salah seorang staf khusus SBY Heru Lelono mengkhawatirkan adanya persepsi berbeda antara media dan LSI atas publikasi hasil survei tersebut. Dia lantas mencontohkan, adanya media televisi yang membandingkan penurunan popularitas SBY saat menjelang pemilu pada Juli 2009 (85 persen) dengan Agustus 2010 (65 persen). "Dua data tersebut tidak dapat dibandingkan karena pada Juli 2009 SBY saat kampanye dan ada proses pencitraan sehingga presiden belum bekerja. Ini (kondisi yang) berbeda sekali dengan pada Agustus 201, saat presiden sudah bekerja," kata Heru.

 

Meski demikian, popularitas SBY pada Agustus 2010 sebesar 65 persen relatif naik apabila didasarkan pada hasil Pilpres 2009 saat SBY meraih suara 61 persen.

Senada dengan Djoko, Heru memastikan SBY akan menjadikan hasil survei LSI sebagai rujukan evaluasi kinerja kabinet. "Bukan berarti presiden lantas akan mengarahkan kebijakan yang lebih populer. Sebab, bagi saya, kebijakan harus benar dan bukan populer atau tidak populer," kata Heru seraya mencontohkan kebijakan kenaikan harga BBM yang baru dinikmati masyarakat sekarang.

 

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mempelajari hasil survei tentang kepuasan publik terhadap dirinya yang melorot. Presiden

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News