SBY Keluhkan Pengeras Suara Demo
Ganggu Kerja karena Kantor Presiden Bising
Senin, 23 Juni 2008 – 10:53 WIB
JAKARTA - Pendemo tak hanya menghambat pelalu lintas di jalan, tetapi juga pekerjaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mobil presiden memang sulit dihadang pendemo, karena dikawal ketat. Tetapi, ternyata ruang kerja presiden di Istana Negara tak kedap suara. Pengeras suara besar yang dihadapkan ke istana kerap mengganggu tugas kepresidenan. ’’Mungkin yang demo cuma 50 orang. Tetapi, membawa kendaraan, bawa loudspeaker (pengeras suara). (Saya) nggak bisa kerja. Wapres juga nggak bisa kerja,’’ kata SBY saat ramah tamah dengan 24 pimpinan Jawa Pos Group di ruang rapat di perpustakaan kediaman presiden di Cikeas, Bogor, Sabtu malam (21/6). Delegasi tamu dipimpin oleh Chairman Jawa Pos Group Dahlan Iskan. Keluhan presiden soal pendemo itu hanyalah salah satu jawaban SBY dari dialog. Pertemuan interaktif 2,5 jam sejak pukul 19.30 WIB itu dimulai dengan pemutaran lagu Kuyakin Sampai di Sana. Lagu ciptaan SBY ini dinyanyikan Rio Febrian.
Gangguan itu juga terjadi saat menerima tamu negara. SBY mencontohkan saat menerima Presiden Hongaria M. Laszlo Syolom pada 21 Mei lalu. Saat itu ada demo mahasiswa menentang kenaikan harga BBM. Upacara penyambutan, pembicaraan, dan jumpa pers bersama terganggu suara keras dari luar istana.
Sampai-sampai ada usulan dari kalangan intelijen, agar dalam menerima tamu pindah ke Istana Bogor. SBY terus terang marah atas jalan pikiran itu. Kalau itu dijalankan, berarti negara disandera unjuk rasa yang tidak tertib. Sebab, kalau pendemo mengejar ke Istana Bogor, berarti tempat menerima tamu negara pindah istana lagi. ’’Bisa-bisa saya bergerilya di gunung di Garut sana,’’ kata presiden disambut tawa hadirin.
SBY menegaskan tak keberatan dengan unjuk rasa yang tertib. Ia juga responsif dengan sering memerintahkan Jubir Andi Mallarangeng dan Seskab Sudi Silalahi menerima pengunjuk rasa. ’’Banyak yang solved (terselesaikan) di situ,’’ kata purnawirawan jenderal bintang empat ini.
Ia juga mengingatkan peristiwa kekerasan dalam unjuk rasa 1 Juni, ketika pengunjuk rasa dipukuli massa FPI dinilainya akibat tidak mematuhi prosedur aparat. SBY meminta pendemo melapor kepada aparat, agar terhindar dari benturan.
Baca Juga:
Selain Dahlan Iskan, para pimpinan Jawa Pos Group yang hadir termasuk Zainal Muttaqin, Nany Wijaya, Margiono, Ridha K. Liamsi, Azrul Ananda dari jajaran direksi. Selain itu juga pimpinan di daerah, termasuk dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua.
JAKARTA - Pendemo tak hanya menghambat pelalu lintas di jalan, tetapi juga pekerjaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mobil presiden memang sulit
BERITA TERKAIT
- Dalami Uang Suap kepada Paman Birin, KPK Periksa 4 Pihak Ini
- Jadi Ancaman Global, Aksi SIAP Lawan Dengue Diluncurkan
- Jaksa Panggil Suami Airin dan Ketua DPRD Banten terkait Dugaan Korupsi
- Bappenas Membeberkan Mengenai Pentingnya Pelestarian Lingkungan Perdesaan
- Indonesia Tunda Komitmen Iklim di COP 29 Azerbaijan, Aktivis Lingkungan Bereaksi
- Dukungan Bebaskan Tom Lembong Terus Mengalir, Kejagung Dianggap Ugal-ugalan