SBY-Mega Perlu 'Baikan'

SBY-Mega Perlu 'Baikan'
SBY-Mega Perlu 'Baikan'
JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Syamsuddin Haris menilai, saling kritik antara Megawati Soekarnoputi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih dalam kategori yang wajar. Materi kritik yang disampaikan kedua capres itu tidak tergolong memojokkan pribadi-pribadi. Istilah bermain yoyo yang dikatakan Mega juga tidak ditujukan ke SBY secara personal, tapi ke seluruh jajaran pemerintahan saat ini.

"Tanggapan SBY bahwa sebelum mengkritik harus bercermin dulu, juga tidak menyebut nama Megawati. Saya kira itu ditujukan ke PDIP sebagai sebuah institusi. Ini bagus karena kritik tidak bersifat personal," ungkap Syamsuddin Haris di sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (31/1).

Yang berbahaya, lanjutnya, kalau saling kritik bersifat personal. Pengalaman sejarah memberikan pelajaran menarik, dimana dulu Masyumi dengan PNI selalu berkonflik. "Tapi ketika usai sidang di parlemen para tokoh Masyumi dan PNI makan bersama, mereka bercengkerama," ujarnya.

Untuk menghindari kesan bahwa SBY-Mega konfliknya bersifat pribadi, Syamsuddin berharap keduanya memperbaiki hubungan personal. "Perlu ditunjukkan ke publik adanya hubungan yang lebih mesra secara personal," sarannya.

JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Syamsuddin Haris menilai, saling kritik antara Megawati Soekarnoputi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News