SBY Melankolis, Elektabilitasnya Turun

SBY Melankolis, Elektabilitasnya Turun
SBY Melankolis, Elektabilitasnya Turun
JAKARTA -- Sikap melankolis dan melepas tanggung jawab terhadap kisruh daftar pemilih tetap (DPT) yang diperlihatkan capres SBY dinilai sebagai penyebab utama turunnya elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Turunnya elektabilitas SBY juga dipicu pernyataan Andi Mallarangeng yang menyebut orang Bugis belum saatnya menjadi pemimpin. Hal tersebut dikatakan Direktur Lembaga Riset Informasi (LRI), Johan O Silalahi, saat launching hasil survei LRI terakhir tentang elektabilitas ketiga pasang capres di Menteng, Jakarta, Selasa (7/7).

"Ada dua faktor terkini yang membuat elektabilitas SBY jatuh. Pertama sikapnya yang melankolis hingga dipersepsi masyarakat sebagai sikap yang tidak bertanggungjawab terkait dengan kisruh daftar pemilih tetap (DPT) dan kedua soal pernyataan Andi Mallarangeng saat berkampanye di Makassar yang akhirnya menuai protes," tegas Johan O Silalahi.

Pada putaran pertama, lanjutnya, pasangan SBY-Boediono dan JK-Wiranto sama-sama mendapat suara di atas 30 persen, sementara Mega-Prabowo mendapatkan suara di atas 20 persen. "Lalu di putaran kedua, suara Mega-Prabowo akan beralih ke JK-Wiranto. SBY harus siap-siap untuk kalah dan menangis,” ungkap Johan.

Sementara pakar komunikasi politik Universitas Indonesia, Effendy Ghazali, yang juga hadir dalam launching hasil survei tersebut menaruh hormat atas sikap Direktur LRI yang akan membubarkan LRI jika hasil surveinya tidak akurat. “Saya datang dan hadir kesini untuk memberikan penghormatan terakhir pada Johan O Silalahi. Dia sudah berjanji jika hasil surveinya tidak akurat, dia akan membubarkan LRI,” tegas Effendy Ghazali.

JAKARTA -- Sikap melankolis dan melepas tanggung jawab terhadap kisruh daftar pemilih tetap (DPT) yang diperlihatkan capres SBY dinilai sebagai penyebab

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News