SBY Mendulang Popularitas dari BBM

SBY Mendulang Popularitas dari BBM
SBY Mendulang Popularitas dari BBM
JAKARTA - Rencana pemerintah menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) yang diumumkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai "lawan" politiknya sebagai ajang kampanye dan sarat nuansa politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Aria Bima, misalnya, melihat hal yang tidak seperti biasanya terjadi ketika pemerintah menaikkan harga diumumkan oleh menteri-menterinya saja. “Tetapi itu haknya Presiden SBY, kita hormati,” ujarnya di Jakarta, Selasa (13/1).

 

Bagi PDI Perjuangan, kata Aria Bima, penurunan BBM sekarang ini merupakan sesuatu yang alami seiring dengan turunnya harga minyak mentah dunia. “Itu seharusnya sudah dulu-dulu. Jadi intinya, penurunan itu alami, seperti di Malaysia yang karena dinamika harga minyak internasional, maka sudah berkali-kali melakukan penurunan harga BBM,” ujarnya.

Namun, bagi Aria Bima, cara ini tidak akan banyak manfaat politiknya, karena rakyat sudah semakin cerdas mengamati latar belakang kebijakan penurunan harga BBM itu dan juga mengetahui soal pemanfaatan momen-momen seperti itu sebagai iklan politik.

Sebelumnya Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI, Tjahjo Kumolo mengatakan, semestinya harga BBM Premium itu Rp3.800 per liter. “Ada hitungan-hitungan yang pas dan telah memperhitungkan berbagai faktor, terutama dalam konteks membantu rakyat di negeri sendiri, termasuk dinamika harga internasional,” katanya.

JAKARTA - Rencana pemerintah menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) yang diumumkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News