SBY Mengaku Cuma Pegang Kopian, Aslinya Tetap Misterius
Pasalnya, hingga saat ini sejumlah penegak hukum telah berganti. Kapolri telah berganti tujuh pejabat, jaksa agung sudah empat pejabat, kepala BIN sudah lima pejabat, menteri hukum dan HAM sudah lima pejabat, serta sekretaris kabinet sudah empat pejabat. ”Kami berharap para pejabat yang sedang mengemban tugas di jajaran lembaga kepresidenan, baik saat ini maupun di masa Presiden SBY, yang mengetahui di mana naskah tersebut disimpan bisa menyerahkan kepada Presiden Jokowi,” imbuhnya.
Sementara itu, SBY meminta pembicaraan soal TPF Munir tetap di koridor terkait temuan dan rekomendasi. Meski demikian, dia tidak menampik terjadinya pergeseran yang lebih mengarah pada upaya politisasi isu. ”Bagaimanapun, saya bukan orang baru dalam dunia perpolitikan di negeri ini. Hal itu biasa. Kewajiban kami memberikan penjelasan yang relevan pada publik,” katanya.
SBY juga menyinggung keyakinan sejumlah kalangan bahwa kasus Munir belum benar-benar selesai. Terhadap hal tersebut, SBY menyatakan, jika masih ada yang menilai keadilan sejati belum terwujud, akan selalu ada pintu untuk mencari kebenaran.
"Selalu ada pintu untuk mendapatkan atau mencari kebenaran sejati jika memang ada kebenaran yang belum terkuak. Saya mendukung pemerintah jika ingin melanjutkan penegakan hukum kalau memang ada yang dianggap belum selesai,” paparnya. (dyn/dod/c6/fat/jpnn)
JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono menepati janji untuk menjelaskan hilangnya dokumen laporan Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir. Namun, sebagaimana
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa
- Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
- Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat Segera Buka Program Amal Vokasi di KITB
- Said PDIP: Ibu Megawati Memang Tulus Bilang Terima Kasih kepada Prabowo, MPR, dan Rakyat
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran