SBY Meradang Harga Daging Sapi Masih Tinggi
Sabtu, 13 Juli 2013 – 15:31 WIB

SBY Meradang Harga Daging Sapi Masih Tinggi
JAKARTA - Bukan hanya masalah Lapas Tanjung Gusta yang juga membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meradang. SBY juga marah lantaran harga sembako saat Ramadan masih tinggi dan pengurusan masalah daging berjalan lambat. Alhasil, tiga lembaga pun diomeli oleh Presiden. Yaitu Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Bulog.
"Daging sapi saya kira instruksi saya sudah sangat jelas, Wapres dan Menko Perekonomian juga sudah memimpin beberapa kali pertemuan, tapi implementasinya lama. Terus terang saya tidak sabar. Sama dengan tidak sabarnya rakyat. Mbulet," ketus SBY saat membuka rapat terbatas (ratas) di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu, (13/7).
Baca Juga:
SBY juga mempertanyakan kepekaan Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Bulog dalam memantau harga di pasaran maupun keluhan-keluhan termasuk di media sosial. Ia menyebut para pejabat kurang peka atas ketidakstabilan harga bahan pokok saat ini.
"Saya ingatkan kembali saudara bahwa pemimpin harus punya tiger sense. Sense of crisis. Menteri pertanian juga harus pnya sense of crisis, Kabulog dana Mendag juga harus sense of urgency dan sense of responsibility," sambungnya.
JAKARTA - Bukan hanya masalah Lapas Tanjung Gusta yang juga membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meradang. SBY juga marah lantaran harga
BERITA TERKAIT
- Boni Hargens Kagumi Kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
- Beri Layanan Terbaik, ASABRI Kunjungi Penerima Pensiunan
- Tanggapi Tagar #KaburAjaDulu, Boni Hargens: Prabowo-Gibran Sangat Menghargai Kritik
- Bantah Suap Hakim, Pengacara Ronald Tannur Minta Maaf kepada Heru Hanindyo
- Prabowo & Gibran Kompak Hadir Penutupan Kongres Demokrat, Lagu Kamu Ngga Sendirian Berkumandang
- Ratusan Kader Demokrat Sambut Kehadiran Mbak Puan & Bambang Pacul di Penutupan Kongres ke VI