SBY Minta Caleg yang Kalah Legowo

jpnn.com - BOGOR -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta semua pihak menghormati setiap tahap dalam proses pemungutan suara pemilu legislatif kali ini.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat itu usai mencoblos di TPS 06, Nagrak, Gunung Putri, Bogor, Rabu, (9/4). Dalam hal ini, SBY mengharapkan caleg yang kalah untuk menerima kekalahan dengan lapang dada.
"Yang tidak terpilih harus menerima lapang dada dengan catatan masih ada hari esok untuk melakukan perbaikan dan ikhtiar lebih lanjut agar berikutnya bisa berhasil," ujar Presiden dalam pernyataan persnya.
Presiden menyakini bahwa proses Pileg 2014 ini berlangsung jujur, adil dan tidak ada penyimpangan. Menurutnya Pemilu yang lancar dan aman kali ini menunjukkan kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi.
"Tentu seperti biasa dalam pemilihan ada yang kecewa ada yang merasa tidak sesuai dan pasti terjadi di negara manapun. Di negara kita semua harus miliki kesadaran tinggi. Inilah demokrasi siap kalah dan menang. Harus dibuktikan sekarang dan saat pilpres nanti," tegas Presiden.
Presiden mencoblos untuk Dapil Jawa Barat V. Di dapil tersebut terdapat 348 caleg DPR RI, DPRD dan DPD. Sementara itu jumlah pemilih di TPS 06 sebanyak 358 orang dan 7 pemilih khusus. (flo/jpnn)
BOGOR -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta semua pihak menghormati setiap tahap dalam proses pemungutan suara pemilu legislatif
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 5 Berita Terpopuler: Keren! Usulan Honorer R2/R3 Sudah Masuk, tetapi Dilaporkan karena Ada Dugaan Konflik Kepentingan
- Begitu Pensiun, PPPK Tidak Mendapatkan Apa Pun
- Marak PHK, Wamenaker: Masih Banyak Lapangan Kerja
- Bank Mega & IHH Healthcare Singapura Bersinergi Beri Layanan Kesehatan bagi Nasabah MegaFirst
- Bamus Betawi Berpartisipasi dalam Kegiatan Internasional Malaysia Madani
- Level Up Peradi: UU Desain Industri Sudah Kedaluwarsa, Harus Direvisi