SBY Minta Menteri Rangkul Pers
Jangan Terjebak kepada Politik Pencitraan
Sabtu, 23 Oktober 2010 – 04:58 WIB
Menurut Anas, semua kementerian memiliki kewajiban yang sama untuk mengefektifkan komunikasi ke publik atas capaian dan keberhasilan yang telah diraih. "Kalau itu tidak dilakukan, akan digulung informasi lain yang belum tentu benar," imbuhnya.
Baca Juga:
Terkait dengan kemungkinan reshuffle, Anas menyatakan, semua bergantung kepada hasil evaluasi yang dilakukan sepenuhnya oleh presiden. "Yang betul-betul tidak cakap lebih baik memang tinggal kelas (di-reshuffle, Red) saja, tidak usah dipaksakan naik ke kelas dua," tandasnya.
Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi mengingatkan, dorongan untuk lebih meningkatkan komunikasi ke publik tersebut jangan sampai menjebak menteri kepada pencitraan politik semata. Apalagi, pencitraan yang tidak berdasar capaian konkret.
Menurut dia, model komunikasi politik semacam itu justru hanya akan makin memperparah ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah. "Hati-hati, pencitraan yang gagal memunculkan trust itu sangat berbahaya," ingat Burhan.
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menganggap, penilaian miring banyak pihak terhadap kinerja pemerintahan saat ini lebih disebabkan
BERITA TERKAIT
- Pererat Hubungan Antar-Negara, Perpustakaan Soekarno Garden Bakal Dibangun di Uzbekistan
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng