SBY Minta Pemberitaan Berimbang
Kamis, 11 Februari 2010 – 16:52 WIB
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi imbauan kepada insan pers Indonesia untuk lebih adil dalam menyajikan berita. Kendati begitu, Presiden tidak melarang pers untuk mengungkap berita tentang kekurangan atau kesalahan. SBY sempat menceritakan tentang informasi yang didapat oleh duta besarnnya di ASEAN. “Berita-berita tentang Indonesia juga masuk di ASEAN. Namun, dapat cerita bahwa berita-berita yang disampaikan ke publik luar negeri itu kebanyakan yang buruk-buruk saja. Cobalah sesekali beritakan yang baik-baik, agar negara-negara tetangga kita, seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan sebagainya bisa melihat Indonesia secara utuh.”
“Ada yang mengatakan good news is no news, ada pula yang justru mengatakan bad news itu good news. Saya kurang setuju. Menurut saya, bad news is bad news, good news is good news,” ujar SBY di depan gubernur, bupati dan walikota di Istana Negara Jakarta, Kamis (11/2).
Baca Juga:
SBY mengatakan, media massa bisa saja mengangkat berita tentang kesalahan atau kekurangan orang lain termauk pejabat publik karena itu bisa memberi pelajaran sekaligus sebagai sumber informasi untuk rakyat dan membuka jalan agar sanksi diberikan. “Hanya saja perlu kiranya diwartakan berita-berita yang baik, agar rakyat juga tahu dan bisa menjadi contoh. Sebab, berita yang baik bisa membangun persaingan positif, positive sense of competition,” ujarnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi imbauan kepada insan pers Indonesia untuk lebih adil dalam menyajikan berita. Kendati begitu,
BERITA TERKAIT
- 2 Pejabat Dinas di Sumsel Kena OTT Kejari Palembang
- Prabowo Ingin Para Kepala Daerah Digembleng Seperti Menteri
- Menjelang Peringatan Hari Dharma Samudera, KSAL Pimpin Ziarah di TMP Kalibata
- Kemensos Salurkan Bantuan untuk Lansia Terdampak Longsor di Boyolali
- Kick-Off Meeting Program & Anggaran 2025, Dirjen Bina Adwil Minta Jajaran Sukseskan Asta Cita
- Bambang Widjanarko PKPN Singgung soal Evaluasi Kabinet Merah Putih