SBY Optimis APBN-P 2013 Bisa Selamatkan Kondisi Fiskal

SBY Optimis APBN-P 2013 Bisa Selamatkan Kondisi Fiskal
SBY Optimis APBN-P 2013 Bisa Selamatkan Kondisi Fiskal
Menurut dia awal masalah dari kondisi makro sekarang ini bermula ketika pemerintah kembali menurunkan harga BBM subsidi dari Rp6000 ke Rp4500 pada 2008 lalu. Namun, ketika harga minyak dunia naik tinggi, upaya pemerintah menaikkan lagi harga BBM bersubsidi pada 2012 batal.

       

Alhasil, subsidi BBM dari yang tadinya Rp105 triliun, kemudian melonjak 100% menjadi Rp200 triliun lebih. Kenaikan subsidi yang berlipat itu atas persetujuan DPR." Namun, anehnya, ketika pemerintah hendak mengurangi, justru sikap DPR berlawanan. "Kini ketika akan dikurangi menyalahkan pemerintah. Kenapa masalah begini DPR menyalahkan, ini kan menyelamatkan rupiah demi rupiah kok malah dia yang marah," tandas Said.

       

Dia menegaskan, kondisi makro ekonomi sudah sangat mengkhawatirkan akibat subsidi BBM terlalu besar." "Siapa yang bertanggung jawab ekonomi sekarang begini. Ini sangat mengkhawatirkan, rupiah melemah, kemudian ekspor kita juga pasti kena, devisa turun," tegasnya.

       

Subsidi BBM selama ini sebenarnya dinikmati segelintir kalangan; pertama orang mampu, kedua penyelundup, ketiga kilang di luar negeri terutama di Singapura, keempat trader, dan kelima bemper kebijakan di Senayan.  "Dengan konsumsi harian BBM 1,4 juta barel per hari, kira-kira 800 ribu barel kita impor. Dengan harga minyak kisaran USD 120 per barrel, maka ada sekitar USD 100 juta nilai impor atau setara Rp1 triliun tiap hari," tegasnya.

       

JAKARTA - Pembahasan RAPBN 2013 di DPR tampaknya berlangsung mulus. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun menyatakan apresiasinya terhadap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News