SBY : Saya Bukan Superman
Sabtu, 16 Mei 2009 – 10:10 WIB
BANDUNG - Mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya memilih Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono sebagai cawapresnya pada pilpres mendatang? Pada deklarasi pencalonannya tadi malam di gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung, SBY membeberkan sejumlah alasan. Di antaranya, SBY sudah pernah sepuluh tahun bekerja sama dengan Boediono. Termasuk saat Boediono menjabat sebagai Menko Perekonomian di Kabinet Indonesia Bersatu. ''Saya menilai, Pak Boediono adalah muslim yang lurus, jujur, dan sederhana,'' kata SBY saat memberikan pidato politik dalam acara deklarasi tadi malam. SBY juga meminta agar parpol-parpol peserta koalisi bersama-sama membangun kabinet presidensial yang amanah. ''Kabinet adalah forum untuk bekerja. Bukan forum untuk berpolitik sendiri-sendiri,'' jelasnya.
Selain itu, lanjut SBY, Boediono merupakan sosok yang konsisten, toleran, cerdas, ulet, kerja keras, dan bertanggung jawab. ''Saat menjadi Menko, beliau adalah seorang koordinator yang berpikir utuh, cermat, dan tidak berusaha mencari muka,'' ujarnya. Yang lebih penting bagi SBY, dalam mengemban tugas, Boediono relatif tidak memiliki konflik kepentingan, baik kepentingan bisnis maupun motivasi politik lainnya. Sebab, Boediono seorang ekonom murni dan tidak berasal dari partai politik. Juga bukan seorang pengusaha.
Baca Juga:
Rupanya, alasan-alasan tersebut merupakan cermin dari pengalaman SBY yang kurang menyenangkan selama 4,5 tahun berpasangan dengan Jusuf Kalla yang merupakan ketua umum Partai Golkar dan juga pengusaha. ''Saya yakin, jika kami berhasil terpilih, Pak Boediono akan mampu dan tepat mendampingi saya untuk melanjutkan tugas pemerintahan dan mengatasi krisis perekonomian,'' tegasnya disambut gemuruh tepuk tangan yang hadir.
Baca Juga:
BANDUNG - Mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya memilih Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono sebagai cawapresnya pada pilpres
BERITA TERKAIT
- Puan Yakin PDIP Solid Meskipun Muncul Dinamika Jelang Kongres VI
- Politikus Senior PDIP Minta Presiden Prabowo Hentikan KPK Kriminalisasi Orang
- Politikus Senior PDIP Ini Nilai Megawati Nakhoda NKRI, Hasto Adalah Jangkarnya
- Megawati Sebut Mundur Lebih Terhormat daripada Dipecat, Sindir Jokowi?
- HUT ke-52 PDIP: Megawati Perintahkan Kader Bonding dengan Rakyat
- Pemerintah Pertimbangkan Melantik Dahulu Kepala Daerah Tak Bersengketa di MK