SBY : Saya Bukan Superman

SBY : Saya Bukan Superman
SBY BerBoedi. Duet SBY - Boediono mendeklarasikan diri sebagai pasangan Calon Presiden dan calon Wakil Presiden di nuansa yang cukup mewah dan meriah di Gedung Sabuga Bandung, Jumat (15/5) malam. Nampak keduanya kompak dengan mengenakan pakaian warna merah-merah.
Menurut Boediono, tantangan dan risiko sudah tampak sejak awal. Namun, bagi dia, itu semua merupakan tanda demokrasi yang hidup. Guru besar UGM itu menilai SBY merupakan pemimpin yang tangguh menghadapi situasi krisis yang melanda hampir seluruh negara di dunia. Bukti nyatanya, kata Boediono, saat krisis Indonesia bersama Tiongkok dan India masih mencetak pertumbuhan yang positif.

Pengalaman tiga tahun sebagai Menko dijadikan modal Boediono untuk menjalankan pemerintahan yang cepat, tepat, dan akuntabel. ''Gerakan antikorupsi belum selesai,'' katanya. Boediono juga menjawab secara tidak langsung mengenai tudingan bahwa dirinya penganut neoliberalisme. ''Perekonomian tak bisa sepenuhnya diserahkan pasar bebas. Selalu diperlukan intervensi dengan aturan main yang adil,'' tegas Boediono.

Menurut dia, negara tidak boleh terlalu banyak melakukan campur tangan karena bisa mematikan kreativitas. Tapi, kata dai, negara tidak boleh tidur. ''Pemerintah bersih tidak hadir hanya dipidatokan,'' katanya. ''Tidak boleh mencampuradukkan kepentingan bisnis dan politik,'' sambungnya. Boediono juga mengingatkan, pada awal abad ke-20, Bung Karno membacakan pleidoi Indonesia Menggugat di Bandung. ''Kini kita juga harus menggugat penjajahan dari luar dan dalam,'' katanya.

Menkeu pada era Megawati itu prihatin atas sikap bangsa yang terlalu merasa terpuruk. Padahal, sebenarnya bangsa Indonesia mampu bangkit. ''Saya janji, bekerja membuat Indonesia lebih sanggup. Membebaskan rakyat dari kemiskinan. Saya siap bekerja mulai hari ini,'' katanya. Boediono hari ini juga akan menyerahkan surat pengunduran diri sebagai gubernur BI kepada SBY. Sebenarnya tidak ada aturan yang melarang gubernur BI menjadi capres atau cawapres. ''Tapi, secara moral, saya harus mundur,'' katanya.

BANDUNG - Mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya memilih Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono sebagai cawapresnya pada pilpres

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News