SBY Soroti Besarnya Impor BBM
Jumat, 13 Februari 2009 – 09:19 WIB
Nizar menjelaskan, sesuai AD/ART, penetapan direksi Pertamina melalui fit and proper test oleh pemegang saham. Sedang keberadaan ISC hanya diangkat oleh Arie Soemarno (Dirut lama). Padahal, kebijakan ISC membawahi Direktur Pengolahan, Direktur Niaga dan Pemasaran. "Dari segi struktur perusahaan sudah menyalahi aturan," tukasnya.
Selain itu, penunjukan ketua ISC juga melanggar kode etik Pertamina, tata kelola organisasi Pertamina dan perjanjian kerjasama dengan Pertamina. Menurut Nizar, masih banyak persoalan yang belum diselesaikan ISC.
Misalnya, dalam perencanaan, ISC kurang melihat keekonomian operasi kilang sehingga kilang bekerja dalam kapasitas penuh. "Akibatnya, margin kilang hingga Januari 2009 lalu menjadi negatif," tuturnya.
ISC, kata Nizar, juga harus bertanggung jawab terhadap kasus penumpukan solar dan avtur. Karena akibat penuhnya tanki solar dan avtur, Pertamina terpaksa menyewa floating storage dengan biaya sebesar USD 900 ribu per bulan. Ini mengancam kilang berhenti operasi karena kelebihan stok dan akibatnya produksi premium berhenti sehingga terjadi krisis premium secara nasional. "Jadi, kelangkaan premium beberapa waktu yang lalu juga akibat kinerja ISC, dan sekarang Dirut Pertamina yang baru harus mengimpor premium supaya tidak langka," tambahnya.
JAKARTA - Sektor energi mendapat perhatian khusus dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Setelah Selasa lalu (10/2) SBY mengunjungi PLN, kemarin
BERITA TERKAIT
- Cerita Nelayan soal Pagar Laut: Dibangun Swadaya untuk Hadapi Abrasi dan Lindungi Tambak Ikan
- Pemerintah Dukung Partisipasi Indonesia di New York Fashion Week
- Tenaga Non-ASN Lolos Seleksi PPPK Kota Semarang Tak Seusai Kualifikasi, Waduh!
- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel, KPK: Kami Menghormati
- PERADI-SAI Serukan Salam Damai dan Persatuan ke Seluruh Advokat
- Wahai Honorer Lulus PPPK 2024, Senyum dong, Ini soal Gaji Perdana