SBY Tak Berpihak pada Buruh Migran
Jumat, 05 Maret 2010 – 16:57 WIB
JAKARTA - Kondisi buruh migran di Indonesia sepertinya memang masih memprihatinkan. Dari data ini dihimpun dari The Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW), Migrant Care dan Komnas Perempuan, setiap harinya 12 perempuan buruh migran meninggal di tempat kerja, 1600 buruh perempuan di PHK, serta 20 perempuan diperdagangkan. Menurutnya, krisis ekonomi-politik yang mendera Indonesia sejak 1997, pada dasarnya belum dijawab dengasn kemauan politik untuk lebih berpihak pada kondisi kritis kaum perempuan. Beban krisis ekonomi-politik yang ditanggung perempuan sebagai penyangga tiang reproduksi sosial telah menciptakan kondisi perempuan di Indonesia saat ini berada dalam titik yang kritis.
Kenyataan ini dikupas dalam diskusi 'Seabad Perlawanan Perempuan Internasional, Rezim SBY dan DPR Gagal' Jumat (5/3), di Jakarta. Ruth Indiah Rahayu dari Barisan Perempuan Indonesia, mengungkapkan fakta yang selama ini diabaikan pemerintahan SBY.
Baca Juga:
"Seharinya 100 juta ibu rumah tangga berutang Rp30 ribu per hari untuk biaya konsumsi rumah tangga. Lalu 12 perempuan lainnya jadi korban kekerasan seksual dan 48 ibu meninggal karena melahirkan," paparnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Kondisi buruh migran di Indonesia sepertinya memang masih memprihatinkan. Dari data ini dihimpun dari The Convention on the Elimination
BERITA TERKAIT
- Korupsi Dana PIP Universitas Bandung yang Merugikan Mahasiswa
- Jumlah Honorer Lulus PPPK 2024 Tahap 1 Sedikit, Sisanya Lebih Banyak
- Wamen Viva Yoga: AHY Ingin Transmigrasi Ideal jadi Pilot Project
- Wamentrans Viva Yoga Sebut Menko AHY Ingin Transmigrasi Ideal jadi Proyek Percontohan
- Honorer Database BKN Non-Formasi jadi PPPK Paruh Waktu, Tanpa Tunjangan
- Ini soal Nasib Honorer Tak Lolos CPNS 2024, Bisa Ikut Seleksi PPPK?