SBY Tak Cocok Jadi Simbol Kesejahteraan
Sabtu, 14 Agustus 2010 – 07:31 WIB
Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo menilai sah-sah saja usul SBY sebagai simbol bapak kesejahteraan itu. Menurut dia, setiap warga berhak mengusulkannya. Tapi, dengan nada menyindir, dia meyakini bahwa SBY masih belum berkenan. "Sebab, peningkatan kesejahteraan rakyat sebagaimana janji kampanye pilpres dan pidato pelantikan presiden periode kedua sampai sekarang belum menunjukkan hasil optimal," ungkap ketua Fraksi PDIP di DPR itu.
Baca Juga:
Tjahjo menyatakan bahwa angka kemiskinan masih cukup tinggi. Angka pengangguran juga belum menunjukkan perbaikan dan penurunan yang signifikan. Sementara itu, program-program kesejahteraan rakyat seperti PNPM dan dana BOS masih menggunakan dana utang, belum dana penerimaan mandiri.
"Saya kira, usul tersebut bisa disampaikan lagi saat berakhirnya jabatan beliau pada 2014 sambil kita evaluasi kembali keberhasilannya selama sepuluh tahun pemerintahan ini ke depan," ujar Tjahjo.
Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie menolak menanggapi wacana yang dilontarkan Cides tersebut. "Soal itu, biar masyarakat saja yang menilai," katanya setelah salat Jumat di masjid DPR kemarin. (bay/pri/c5/agm)
JAKARTA - Legasi atau simbol Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai bapak kesejahteraan ditanggapi berbagai pihak. Legasi yang diberikan Center
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Program MBG Bukti Presiden Prabowo Berkomitmen Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
- BKD Jabar: 400 Tenaga Non-ASN Belum Mendaftar PPPK Tahap 2
- Cerita Nelayan soal Pagar Laut: Dibangun Swadaya untuk Hadapi Abrasi dan Lindungi Tambak Ikan
- Pemerintah Dukung Partisipasi Indonesia di New York Fashion Week
- Tenaga Non-ASN Lolos Seleksi PPPK Kota Semarang Tak Seusai Kualifikasi, Waduh!
- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel, KPK: Kami Menghormati