SBY Terus Panggili Petinggi Parpol Koalisi
Jumat, 04 Maret 2011 – 05:50 WIB
Di tempat yang sama, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan luka psikologis di internal koalisi sudah menganga lebar. Ketika SBY tidak melakukan reshuffle, keputusan ini akan mempermalukan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan elit Demokrat lain yang belakangan aktif mendorong Golkar dan PKS keluar dari koalisi.
"Kalau tidak ada reshuffle, SBY akan terkesan lebih percaya ke Golkar dan PKS ketimbang elitnya sendiri di Partai Demokrat," ungkap Burhan.
Batalnya reshuffle, lanjut Burhan, juga akan menimbulkan demoralisasi terhadap mitra koalisi yang sudah membuktikan loyalitasnya, terutama PKB dan PAN. Padahal, kedua partai itu sudah terlanjur dianggap publik sebagai dayang-dayang kekuasaan.
"Bagaimanapun PAN dan PKB tentunya berharap mendapat insentif kekuasaan, misalnya tambahan kursi menteri. Keinginan itu tentunya tidak akan mereka dapatkan kalau Golkar dan PKS tetap dipertahankan," ujar peneliti di Lembaga Survei Indonesia (LSI), itu.
JAKARTA - Wacana perombakan kabinet seiring dengan penataan ulang komposisi partai koalisi makin terasa dekat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BERITA TERKAIT
- Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Wihadi Sebut PDIP Buang Muka
- Cuaca Hari Ini: Hujan Berpotensi Mengguyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia
- INSPIRA Sebut Kapolri Sigit Bawa Perubahan di Polri
- 5 Berita Terpopuler: Cermati 11 Ketentuan KepmenPAN-RB 634 soal Honorer TMS & Belum Melamar, Ada Jabatan yang Disorot
- Tim Gabungan Siap Amankan 335 Gereja saat Perayaan Natal di Bali
- Puncak Kenaikan Penumpang di Terminal Amplas Diprediksi Pada 22 Desember 2024