SBY Tolak Ide Bangun Jembatan Dumai-Malaka
Kamis, 29 Oktober 2009 – 16:41 WIB
JAKARTA - Usulan Gubernur Riau, HM Rusli Zainal dan pemerintah Malaysia agar dibangun jembatan penghubung antara Dumai dan Malaka, ditolak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut SBY, sebelum 2015, Indonesia harus mendahulukan jembatan penghubung atau transportasi antar pulau di dalam negeri. Itu mengacu pada Piagam ASEAN menuju 2015. “Komoditas tidak bisa diangkut semua lewat pesawat terbang. Saya katakan interconnection semua pulau Indonsia. Sebelum kita sambungkan ke ASEAN, kita dalam negeri dulu. Memang sekarang Singapura dan Malaysia sudah siap. Tapi kita mulai menyambungkan ke negara-negara tetangga pada 2015,” beber SBY.
“Pertumbuhan di daerah saudara gubernur sendiri yang menentukan. Saya contohkan, ada gagasan dari Gubernur Riau dan Malaysia, mereka ingin menyambungkan Dumai dan Malaka. Saya katakan kita sambungkan dulu Sumatera dan Jawa, lautnya juga harus disambungkan,” papar SBY dalam acara National Summit 2009 di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (29/10).
Menurut SBY, fokus pembangunan transportasi sekarang ialah memperlancar transportasi antara pulau di dalam negeri, antara Pulau Jawa dengan Sumatera lewat Jembatan Selat Sunda (JSS) yakni Lampung-Banten. Selain itu, sambung presiden, antara Jawa dengan Kalimantan, Kalimantan dengan Sumatera, antara Jawa dengan Sulawesi, Kalimantan dengan Sulawesi, Sulawesi dengan Maluku, Maluku dengan Papua, lalu Papua dengan Bali-Lombok. Setelah semua pulau Indonesia tersambung, barulah masuk para keterhubungan dengan pulau antara negara.
Baca Juga:
JAKARTA - Usulan Gubernur Riau, HM Rusli Zainal dan pemerintah Malaysia agar dibangun jembatan penghubung antara Dumai dan Malaka, ditolak Presiden
BERITA TERKAIT
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru