Seabad Deklarasi Balfour, Awal Semua Penderitaan Palestina

Seabad Deklarasi Balfour, Awal Semua Penderitaan Palestina
Perkelahian warga Palestina dan tentara Israel. Foto: Haaretz

jpnn.com - Rabu (2/11) lalu bertepatan dengan 100 tahun dikeluarkannya surat perjanjian Balfour—dikenal sebagai Deklarasi Balfour—yang membuat bangsa Palestina menderita hingga kini.

Perjanjian Balfour merupakan pernyataan tertulis Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour kepada Lord Rotschild, Wakil Federasi Zionis Yahudi, yang memuat tentang 'izin' dan dukungan terhadap zionis Yahudi, untuk menjadikan tanah Palestina menjadi tanah air bangsa Yahudi.

Ketua Adara Relief Internasional, Nurjanah Hulwani mengatakan, inilah awal mula penderitaan bangsa Palestina hingga saat ini.

Kebiadaban penjajah Yahudi mencaplok wilayah Palestina pada perang Nakbah di tahun 1948, membuat 700.000 penduduk Palestina terusir.

"Wilayah Palestina terus dikuasai sedikit demi sedikit dan hingga saat ini sudah 78% tanah Palestina dikuasai zionis Yahudi," ujar Nurjanah kepada Jawapos.com, Rabu (2/11).

"Saat ini jumlah penduduk Palestina 12.070.000 orang, namun hampir 7 juta warga Palestina tinggal di luar Palestina dan berstatus sebagai pengungsi," lanjut wanita yang beberapa kali pernah ke Jalur Gaza itu.

Nurjanah menjelaskan, penjajah Yahudi tidak hanya merampok tanah Palestina yang merupakan tanah wakaf umat Islam, tetapi juga menguasai masjid Al-Aqsa. Setiap hari, selama 69 tahun, tentara dan warga sipil Israel menodai kesucian kompleks seluas 14 hektare ini.

"Masjid ini merupakan masjid yang istimewa bagi kaum muslim setelah Masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah," tegas Nurjanah.

Perjanjian antara Inggris dengan perwakilan zionis 100 tahun lalu menjadi awal konflik berkepanjangan di tanah Palestina

Sumber Jawapos.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News