Seabad Partai Komunis, Tiongkok Makin Kontroversial

"Biasanya, tujuannya adalah untuk membuat semua orang membaca pikiran pemimpin, sehingga muncul banyak [pengulangan] pemikiran partai."
Zhang mengatakan meski isu-isu seperti hak asasi manusia diangkat, seringkali tidak dengan cara yang diharapkan oleh demokrasi liberal. Diskusi diadakan dengan rasionalitas ekstrem, dengan penekanan pada kemajuan aspek sosial ekonomi masyarakat, bukan penderitaan individu, juga dinilai kontraproduktif ketika memimpin suatu bangsa.
"Tidak ada anggota Partai Komunis, termasuk Mao Zedong, yang tulus percaya pada komunisme, dan tidak ada anggota Partai Komunis yang akan mengatakan itu secara terbuka," kata Zhang, yang mengakhiri karir politiknya dengan Partai Komunis Tiongkok karena perbedaan keyakinan agama.
"Legitimasi ideologi sebenarnya adalah hal yang sangat kontradiktif bagi Partai Komunis Tiongkok, memainkan kartu Marxis-Leninis, tetapi sebenarnya mengikuti sistem kekaisaran Tiongkok."
Orang-orang seperti Yin mempertahankan beberapa kebijakan yang dinilai banyak orang "kejam" dan tidak akan dibiarkan ada jika orang-orang Tiongkok dapat menyuarakan pendapat mereka.
"PKC jelas berbeda, tetapi saya tidak berani mengatakan mereka didukung oleh mayoritas rakyat karena mereka tidak akan berani mengumumkan pemilihan umum di Tiongkok," kata Yin.
"Salah satu perbedaan paling signifikan [antara sistem pemilihan di Australia dan Tiongkok], adalah saya dapat berbicara dengan Anda, saya dapat menceritakan kisah saya."
100 tahun setelah Partai Komunis Tiongkok didirikan, Tiongkok semakin berpengaruh dan kontroversial dari sebelumnya
- Balik Kucing
- Tarif Tarifan
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia