Sebagian Warga Australia yang Terjebak di Bali Mulai Pulang

"Ada tamu yang datang dari mana saja. Orang sangat cemas, tidak tahu apa yang sedang terjadi," katanya.
"Saya akan sampai di sana dengan cara bagaimanapun ... jika saya mendapatkan penerbangan langsung, saya akan melakukannya, kalau tidak saya harus menempuh perjalanan yang lebih panjang, tapi terlalu sulit untuk dibatalkan."
Rekan sesama pelancong, Josh Clift juga telah menghabiskan waktu selama berhari-hari di Bandara Internasional Perth untuk dapat terbang ke Bali.

ABC News: James Carmody
Dia mengatakan dirinya tidak khawatir terbang ke Bali dengan abu vulkanik di udara.
"Menurut saya maskapai tidak akan menerbangkan pesawat mereka jika memang mereka mendapati ada peluang besar pesawat mereka akan mengalami kecelakaan pastinya. Ada banyak penerbangan yang masih memutuskan untuk terbang ke sana, jadi pasti tidak apa-apa," katanya.
Namun, masih ada kemungkinan pembatalan dan penundaan yang lebih banyak akibat abu vulkanik.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia