Diserang Hog Cholera, Babi di Sumut Terancam Habis
![Diserang Hog Cholera, Babi di Sumut Terancam Habis](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2019/12/08/lurah-damarsari-bhutagaol-bersama-muspika-kecamatan-padang-hilir-menyaksikan-evakuasi-bangkai-babi-yang-akan-dikuburkan-foto-antara-ho-91.jpeg)
jpnn.com, MEDAN - Sebanyak 27.070 ekor babi di Sumatera Utara (Sumut) mati akibat virus hog cholera atau kolera babi. Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten.
Hal tersebut disampaikan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Utara mencatat hingga Jumat (13/12).
"Kematiannya terjadi sangat cepat. Dalam satu hari angka kematian yang terlapor rata-rata 1000 - 2000 ekor per hari. Ini data yang kami terima dari DKPP," kata Kepala Balai Veteriner Medan Agustia, Jumat (13/12).
Balai Veteriner Medan sudah menyatakan babi yang mati terindikasi African Swine Fever (ASF), namun Menteri Pertanian hingga saat ini belum menyatakannya (declare).
Dikatakannya, virus hog cholera sudah pernah dinyatakan tak lama setelah kematian ribuan babi di Sumut terjadi pada kurun tahun 1993 - 1995. Saat itu, kasusnya juga bermula dari Dairi.
"Berdasarkan ilmunya, ini (babi) kemungkinan akan habis semua. Karena pemain di case ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi," katanya.
Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.
Pihaknya yakin masih ada warga yang tidak melaporkan kematian babinya karena faktor jarak atau lokasi dan menguburnya secara swadaya.
"Sebanyak 16 kabupaten/kota itu memang kantong ternak babi atau populasi babi di Sumut," katanya.
Angka kematian itu sudah dilaporkan ke Direktur Kesehatan Hewan dan Dirjen Peternakan setelah dilakukan analisis menyeluruh dari beberapa komponen, yakni hasil uji lab terdapat reaksi terhadap Afrikan Swine Fever (ASF).
Kemudian kajian secara epidemologi, terkait dengan mulai kapan terjadi, berapa yang mati dan sakit, dan terkait pola dan penyebarannya.
BACA JUGA: Ular Piton Raksasa Ini Mangsa Tiga Ekor Kambing Sekaligus, nih Lihat Fotonya
"Untuk menyatakan apakah kematian babi di Sumut diakibatkan ASF, keputusannya ada di Jakarta. Declare atas penyebab kematian babi di Sumut dampaknya besar dan tidak bisa dilakukan secara serta merta dikeluarkan," ujarnya.(antara/jpnn)
Sebanyak 27.070 ekor babi di Sumatera Utara (Sumut) mati akibat virus hog cholera atau kolera babi. Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten.
Redaktur & Reporter : Budi
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Jaga Kestabilan Harga Pangan, PUD Kota Medan Rutin Gelar Pasar Keliling
- Tok, Terdakwa TPPO ke Malaysia Divonis 16 Bulan Penjara
- Penurunan Angka Kemiskinan di Sumut pada 2024 yang Tertinggi di Indonesia
- Pj Gubernur Sumut Ingatkan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan
- Angka Kemiskinan Sumut 2024 Turun 10 Kali Dibandingkan Tahun Sebelumnya