Sebelum Kiai Ma'ruf Amin Terpilih, Datang Godaan Besar

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy mengatakan, langkah Joko Widodo alias Jokowi menggandeng Kiai Ma'ruf Amin sebagai cawapres di Pilpres 2019 akan membawa pengaruh yang luar biasa.
Misalnya, dalam pelaksanaan kampanye yang akan berlangsung selama tujuh bulan ke depan, diprediksi tak akan ada lagi isu SARA yang sampai mengakibatkan masyarakat terbelah masyarakat seperti di Pilkada DKI 2017 lalu.
"Saya kira pilihan ke Ma'ruf tidak hanya karena faktor NU, tapi ada 13 ormas lain yang didengarkan presiden. Kami ingin persaingan di Pilpres 2019 yang memakan waktu tujuh bulan diiringi kedamaian," ujar Romi di Jakarta, Kamis (9/8).
Menurut Romi, dari sekian banyak nama yang disebut-sebut layak menjadi cawapres Jokowi, hanya Ketua Umum MUI itu yang diyakini mampu membawa kedamaian.
"Kiai Ma'ruf seorang ulama dan keturunan ulama besar dari pendiri NU dan Muhammadiyah," ucapnya.
Romi juga membenarkan, sebelum dipilihnya Kiai Ma'ruf sebagai pendamping Jokowi, datang godaan besar buat sebagian partai di koalisi Jokowi untuk membentuk poros ketiga. Namun, dengan komunikasi yang baik dan dipilihnya Ma'ruf Amin, koalisi tetap solid mendukung Jokowi.
"Memang ada ikhtiar menggoda koalisi untuk membentuk poros ketiga. Namun, dengan komunikasi baik, bisa direkonsiliasi dan inilah koalisi final," pungkas Romi. (gir/jpnn)
Koalisi pendukung Jokowi sempat mendapat godaan besar sebelum memutuskan memilih Kiai Ma'ruf Amin.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Simak Penilaian Gibran tentang Didit Prabowo, Begini
- Lihat yang Dilakukan Gibran saat Mudik ke Solo, Paten!
- Pak Luhut Sudah ke Rumah Jokowi di Hari Pertama, Ada Kompol Syarif
- NasDem Menghormati Jika Jokowi Pilih Gabung PSI
- Hasil Survei Cigmark Tentang Ketua Wantimpres, Setia Darma: Jokowi Cocok dan Layak
- Apakah Jokowi Akan Bergabung dengan PSI? Begini Analisis Pakar