Sebelum Memanggil Nadiem Makarim soal PPPK Guru 2022, DPR Sebaiknya Mendengar Aspirasi P1

jpnn.com - JAKARTA - Ketum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih mendesak Komisi X DPR RI untuk mendengarkan aspirasi P1.
Aspirasi P1 dari berbagai forum ini penting agar Komisi X mengetahui masalah yang terjadi.
"Komisi X DPR RI berencana memanggil Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Sebelum dipanggil, dengarkan aspirasi kami dahulu," kata Heti kepada JPNN.com, Kamis (9/3).
Heti mengatakan bahwa dengan mendengar aspirasi guru lulus PG yang merupakan prioritas satu (P1) dalam seleksi PPPK 2022, Komisi X DPR diharapkan bisa menyampaikannya kepada Menteri Nadiem.
Heti mengatakan meskipun Nadiem Makarim selalu menyampaikan berada di belakang guru honorer, tetapi sangat sulit beraudiensi dengan menteri milenial itu.
"Mas Nadiem, tolong dijawab mengapa kami sejak 2021 sampai 2023 belum juga diangkat PPPK. Kebijakan pemerintah yang tidak konsisten merugikan P1," kata Heti.
Dia menegaskan PermenPAN-RB Nomor 20 Tahun 2022 tidak mampu mengakomodasi 193.954 guru P1.
Banyak yang tidak mendapatkan penempatan di PPPK guru 2022, bahkan 3.043 malah dibatalkan.
Sebelum memanggil Mendikbudristek Nadiem Makarim atau Mas Nadiem soal PPPK Guru 2022, DPR sebaiknya mendengar aspirasi P1.
- Jawab Sanggah PPPK Tahap 2 Berlangsung, Panselda Harus Menyelamatkan Honorer TMS
- Munas III Forkonas PP DOB: Syaiful Huda Kembali Terpilih Aklamasi
- 5 Berita Terpopuler: Ada Info Penting soal PPPK, Seleksi Tahap 3 Mendesak, Ada yang Terancam Hilang
- Pemilihan Ketum IKA PMII Diharapkan jadi Momentum Mempererat Persaudaraan
- Martin Manurung DPR Minta Pemerintah Segera Selesaikan Konflik Antara PT TPL dan Masyarakat Adat
- 5 Berita Terpopuler: Formasi Honorer Database BKN Sudah Terungkap, tetapi Nasibnya Belum Jelas