Sebelum Terjun ke Lokasi KKN, 963 Mahasiswa Unima Dapat Bekal Literasi Digital
Jika satu mahasiswa menyebarkan ke-10 orang saja, akan ada 9.630 mendapatkan literasi digital. Tujuan akhirnya supaya internet bisa dimanfaatkan dengan edukatif dan produktif.
Sementara itu, Donny Budi Utoyo selaku pegiat literasi digital (ICT Watch) mengingatkan pentingnya menyaring informasi yang didapatkan melalui sosial media, terlebih lagi jika akan menyebarkannya. Jika menerima informasi yang belum jelas, jangan langsung disebar.
"Cek dulu kebenarannya karena jejak digital itu sangat penting dan memengaruhi banyak hal, salah satunya dalam mencari pekerjaan,” jelasnya.
Donny juga memberikan beberapa tips dan trik, seperti cara mengecek kebenaran berita melalui s.id/cekhoaks serta menjaga keamanan digital supaya terhindar dari penipuan online.
Aidil Wicaksono, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma sekaligus anggota Pandu Digital Batch Biru menyampaikan pentingnya literasi digital dari sisi emotional intelligence. Hal yang harus dikuasai peserta KKN bukan hanya kemampuan teknis, tetapi juga ketepatan pendekatan kepada masyarakat.
Ada tiga masalah yang harus dihadapi di lapangan nanti, yaitu komunikasi, alat pendukung, dan tujuan dari KKN itu sendiri. Harus ada timbal balik antara peserta KKN dengan masyarakat setempat.
Selain itu, Aidil juga menekankan kembali mengenai tujuan dari pelaksanaan KKN. Peserta harus tahu potensi dari desa yang akan ditempati sehingga bisa memilih pendekatan yang paling tepat. (esy/jpnn)
Ratusan mahasiswa Unima mendapatkan bekal literasi digital sebelum terjun ke lokasi KKN di Sulut.
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad
- Mahasiswa Desak KPK Periksa Bupati Daerah Ini
- Gelar Perayaan Natal 2024, Untar: Simbol untuk Menciptakan Kebersamaan
- Mahasiswa Binus Kenalkan Prototipe Mobil Listrik Terbaru, Lihat Tuh
- Bea Cukai Edukasi Mahasiswa Lewat Program CGTC
- Epson Indonesia-IKJ Dorong Kreativitas Generasi Muda dengan Teknologi Cetak di SPOTLIGHT 2024
- Bea Cukai Memperkuat Edukasi Kepabeanan Lewat Program Campus Goes to Customs