Sebesar 35% Ekspor ke Tiongkok Tertunda
Jumat, 04 Juni 2010 – 15:27 WIB
JAKARTA - Pesatnya pertumbuhan industri di Tiongkok memicu naiknya permintaan komoditi pertambangan yang diekspor dari Indonesia, seperti bijih besi dan batubara. Sayangnya sebesar 30-35 persen komoditi ekspor dari Indonesia ke negeri tirai bambu itu tertunda akibat berbagai kendala teknis. Oleh karena itu dia meminta agar seluruh stake holder, baik itu pemerintah maupun pelaku bisnis utamanya pengekspor komoditi pertambangan mau memikirkan permasalahan ini. Dengan begitu,potensi ekspor yang ada tidak hilang begitu saja. "Mengingat diperkirakan arus kargo bijih besi ke daratan Tiongkok pada tahun 2012 akan mencapai 800 juta ton,? kata dia.
"Masalah keterlambatan ini harus kita pecahkan bersama karena bisa menghilangkan potensi ekspor kita," ujar Executive Vice President Noble Chartering Limited (eksportir bijih besi), Jagmeet Makkar dalam keterangan tertulisnya kemarin. Tiongkok merupakan salah satu pasar besar ekspor komoditi pertambangan Indonesia maupun negara-negara lain.
Baca Juga:
Menurut dia, impor bijih besi Tiongkok telah meningkat hampir 10 kali lipat sejak tahun 2000 lalu, dengan 75 persen diantaranya untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik peleburan baja. Namun sayangnya, hingga saat ini pengiriman bijih besi ke Tiongkok seringkali tertunda akibat kendala teknis. "Ini sudah sering dikeluhkan pengusaha Tiongkok karena keterlambatan tersebut mengganggu produksi mereka," terangnya.
Baca Juga: