Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
"Kami ingin membantu, tetapi tidak bisa. Kami tidak punya listrik. Kami mencoba pergi ke dataran tinggi untuk mengirim pesan kalau sudah banyak nelayan yang tenggelam, tetapi tidak ada telepon, tidak ada internet, tidak ada apa-apa."
Aceh porak poranda, sama seperti beberapa pulau di sekitarnya.
Ribuan penduduk desa dan nelayan tewas. Namun, ada hikmah tak terduga.
Setahun kemudian, para pejuang kemerdekaan Aceh dan pemerintah Indonesia mencapai kesepakatan damai.
Keduanya sama-sama menghadapi masalah yang sama.
Perdamaian yang dibutuhkan saat itu untuk pulih dari Tsunami masih berlangsung hingga saat ini.
Afrizal kini kembali menjadi nelayan, sementara rekan-rekannya terjun ke dunia politik.
Lebih jauh ke utara di Banda Aceh, mereka yang selamat dari Tsunami punya kesedihan yang lebih mendalam.
Tsunami yang terjadi dua puluh tahun lalu sempat menghentikan konflik, memicu kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah, dan menghancurkan kehidupan jutaan orang
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Banjir Bandang Menerjang 3 Desa di Sumberjambe Jember, Tidak Ada Korban Jiwa
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dosen GPT
- Gempa Berkekuatan 5,2 Magnitudo Guncang Sukabumi Bagian Tenggara