Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu

Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu
Ronny Kareni menghiasi wajahnya dengan warna-warni bendera Bintang Kejora, simbol gerakan Papua Merdeka. (Foreign Correspondent: Greg Nelson ACS)
Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu Photo: Warga Papua memberikan suara dalam Penetuan Pendapat Rakyat (Pepera) di tahun 1969. Banyak pihak merasa pemilihan itu berlangsung tidak adil.

 

Pemerintah Indonesia menyatakan kedua propinsi ini telah diberikan "status otonomi khusus dengan hak istimewa untuk memastikan partisipasi rakyat Papua dalam pembangunan".

Tapi aktivis Papua Barat menilai otonomi khusus bukanlah solusi. Mereka menginginkan kemerdekaan dari Indonesia dan "solusi final yang demokratis".

"Indonesia mencoba memberi kami pembangunan," kata Yeimo. "Itu bukan aspirasi kami."

Pemicu perjuangan

Berkelok-kelok sepanjang ribuan kilometer membelas hutan lebat dan melintasi puncak dataran tinggi, Jalan Raya Trans-Papua dalam waktu dekat akan menghubungkan Propinsi Papua dan Propinsi Papua Barat.

Indonesia menyatakan proyek infrastruktur ini penting karena akan meningkatkan transportasi dan akses ke pasar dan layanan bagi penduduk di wilayah ini.

Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu Photo: Membelah dataran tinggi terpencil, Jalan Raya Trans Papua sepanjang 4000 km dinilai oleh aktivis Papua Merdeka sebagai upaya Indonesia untuk lebih mengontrol wilayah tersebut. (Foreign Correspondent)

 

Namun warga Papua khawatir jalan raya ini akan membantu militer Indonesia dan membuka tanah mereka yang kaya sumber daya alam untuk dieksploitasi oleh kepentingan bisnis luar, dengan mengorbankan masyarakat setempat.

Penduduk salah satu desa di dataran tinggi Papua, di wilayah Indonesia paling timur, kini kembali ke kampungnya dan menemukan puing-puing rumah mereka yang hangus terbakar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News