Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu
Pemerintah Indonesia menyatakan kedua propinsi ini telah diberikan "status otonomi khusus dengan hak istimewa untuk memastikan partisipasi rakyat Papua dalam pembangunan".
Tapi aktivis Papua Barat menilai otonomi khusus bukanlah solusi. Mereka menginginkan kemerdekaan dari Indonesia dan "solusi final yang demokratis".
"Indonesia mencoba memberi kami pembangunan," kata Yeimo. "Itu bukan aspirasi kami."
Pemicu perjuangan
Berkelok-kelok sepanjang ribuan kilometer membelas hutan lebat dan melintasi puncak dataran tinggi, Jalan Raya Trans-Papua dalam waktu dekat akan menghubungkan Propinsi Papua dan Propinsi Papua Barat.
Indonesia menyatakan proyek infrastruktur ini penting karena akan meningkatkan transportasi dan akses ke pasar dan layanan bagi penduduk di wilayah ini.
Photo: Membelah dataran tinggi terpencil, Jalan Raya Trans Papua sepanjang 4000 km dinilai oleh aktivis Papua Merdeka sebagai upaya Indonesia untuk lebih mengontrol wilayah tersebut. (Foreign Correspondent)
Namun warga Papua khawatir jalan raya ini akan membantu militer Indonesia dan membuka tanah mereka yang kaya sumber daya alam untuk dieksploitasi oleh kepentingan bisnis luar, dengan mengorbankan masyarakat setempat.
Penduduk salah satu desa di dataran tinggi Papua, di wilayah Indonesia paling timur, kini kembali ke kampungnya dan menemukan puing-puing rumah mereka yang hangus terbakar
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Ketua MRP Papua Barat Daya: Jangan Golput, Pastikan Pesta Demokrasi Aman dan Lancar
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Program Sarapan Sehat Bergizi tak Hanya untuk Anak Didik, Tetapi juga Menyasar Para Guru