Sebuah Kisah yang Indonesia Tak Ingin Dunia Tahu
Kedubes RI juga mengatakan Komnas HAM RI "saat ini melakukan penyelidikan terhadap insiden di Nduga serta kerusuhan di sejumlah tempat di Papua, termasuk di Wamena pada Agustus 2019".
Komnas HAM yang dihubungi ABC di Jakarta mengatakan "tidak menyelidiki insiden Nduga namun terbuka untuk menyelidiki insiden Nduga jika ada bukti-bukti baru di masa depan".
Para aktivis HAM saat ini mendesak agar PBB diizinkan mengakses Nduga untuk melakukan penyelidikan di sana.
Photo: Indonesia menerjunkan ribuan polisi ke popinsi Papua dan Papua Barat. (Supplied)
Sampai kini belum terlihat akhir dari konflik ini. Beberapa anggota separatis bersenjata mengatakan akan terus menyerang warga sipil Indonesia yang bekerja bersama aparat keamanan.
"Kami akan membunuh, kami akan berperang," kata Sebby Sambom, juru bicara kelompok bersenjata yang kini berbasis di Papua Nugini. "Kami akan terus berjuang tanpa kompromi."
Sementara Raga Kogoya bertekad memperingatkan dunia luar tentang apa yang terjadi di negaranya. Ia khawatir gerakan Papua Barat akan melemah dan masyarakat adat akan "musnah".
"Mereka dibunuh dan disembelih seperti binatang," katanya.
Penduduk salah satu desa di dataran tinggi Papua, di wilayah Indonesia paling timur, kini kembali ke kampungnya dan menemukan puing-puing rumah mereka yang hangus terbakar
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Ketua MRP Papua Barat Daya: Jangan Golput, Pastikan Pesta Demokrasi Aman dan Lancar
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Program Sarapan Sehat Bergizi tak Hanya untuk Anak Didik, Tetapi juga Menyasar Para Guru