Sebulan, 2.000 Rekening Mencurigakan Terpantau PPATK

Sebulan, 2.000 Rekening Mencurigakan Terpantau PPATK
Sebulan, 2.000 Rekening Mencurigakan Terpantau PPATK
Mengapa PPATK ikut-ikutan tidak hadir? Bukankah saat itu PPATK bisa tetap membeberkan kepada Komisi III seputar rekening gendut tersebut? Ditanya seperti ini, Yunus punya alasan khusus yang membuat dia tidak bisa hadir.

   

Ketika ditanya apakah dalam kasus rekening gendut ini, posisi PPATK ewuh pakewuh? "Inilah repotnya, kalau jeruk makan jeruk," kata Yunus sambil tersenyum, tanpa menjelaskan lebih detail maksud dari kalimat "jeruk makan jeruk".

   

Yunus lantas mengkritik adanya kultur yang menurutnya tak sehat. Yakni,  ketika seorang atau beberapa oknum dari sebuah institusi sedang dicurigai bermasalah, maka kesannya akan mati-matian dilindungi oleh para pemimpin di institusi tersebut. "Jadi kesannya semangat melindungi korps lebih diutamakan daripada semangat untuk mengungkap kebenaran," kata Yunus yang juga anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum ini.

   

Dalam kesempatan diskusi tersebut, Yunus juga mensosialisasikan RUU yang sedang dirancang untuk menggantikan UU No 15 tahun 2002. "Jika UU No 15 itu tentang tindak pidana pencucian uang, RUU yang sedang digodok itu lebih luas lagi, yakni tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang," katanya.

   

SURABAYA - Rekening mencurigakan semakin banyak saja yang terpantau oleh PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan). Sehari, rata-rata

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News