Sebulan, DBD Rengut 3 Balita
Kamis, 21 Maret 2013 – 16:09 WIB
Kepala Seksi Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tarakan, Tri Astuti Sugiyatmi, juga menyikapi persoalan ini dengan serius. Karena, selain Argan masih ada 2 bocah lainnya juga meninggal akibat BDB bulan ini. Satu di antaranya adalah bayi 6 bulan asal Kelurahan Juata Permai, dan satunya lagi belum bisa dipastikan alamatnya.
“Jika anak panas kita harus selalu waspada DBD, karena daerah kita ini sudah endemis. Sehingga, anak-anak yang mengalami demam harus sesegera mungkin ditangani, sampai betul-betul terbukti positif atau tidak anak tersebut menderita DBD,” imbaunya.
Tri Astuti Sugiyatmi mengungkapkan, pihaknya akan melakukan penanganan di area kesehatan, khususnya puskesmas dengan melakukan pelatihan atau Upgreding petugas kesehatan terkait DBD.
Dijelaskannya pula, bahwa fase kritis yang harus diwaspadai ketika anak demam adalah, pada hari ke-4 dan ke-5. Dimana, pada fase tersebut, cairan tubuh pada pembuluh darah akan keluar. Sehingga penanganannya harus dengan cara di infus, untuk memenuhi kebutuhan cairan pada pambuluh darahnya.
TARAKAN - Demam Berdarah Dengue (DBD) tak bisa dianggap remeh, lambat tertangani bisa berakibat fatal. Seperti yang dialami bocah imut-Muhammad Argan
BERITA TERKAIT
- Polisi Selidiki Penyebab Mahasiswi Tewas Terjatuh dari Gedung Gymnasium UPI
- Niat Ingin Mengembalikan Handphone, Pedagang Pempek Malah Dimaki Dokter
- Polisi Berlakukan Contraflow di Tol Jagorawi Arah Jakarta
- Tim Gabungan Tutup Tambang Emas Ilegal di Pidie Aceh
- Banjir Rob Kembali Merendam Satu RT di Pluit Jakarta Utara
- Balita Terseret Arus di Surabaya Belum Ditemukan