Sebulan Jadi Menteri, Berat Badan Susi Pudjiastuti Naik 2 Kg
jpnn.com - SEBULAN menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mulai risau. Kerisauan itu tidak terkait dengan pekerjaannya sebagai pejabat negara. Juga, bukan soal hubungannya dengan presiden, Wapres, atau anggota kabinet yang lain. Pemilik maskapai Susi Air itu risau dengan perubahan tubuhnya.
’’Ini rasanya makin gemuk. Sejak jadi menteri naik dua kilogram,’’ ujar Susi saat berkunjung ke kantor redaksi Jawa Pos di Graha Pena, Surabaya, Rabu (26/11). Saat curhat soal berat badan, Susi menepuk-nepuk perutnya yang sebenarnya masih terlihat langsing.
Menurut Susi, berat badannya bertambah karena sering mengikuti rapat kabinet di kantor presiden. Ruangan rapat yang adem membuat perut mudah lapar. ’’Saat rapat kabinet tidak sering ngemil. Nggak terasa seperti ini jadinya,’’ kata perempuan kelahiran Pangandaran, 15 Januari 1965, itu.
Meski berat badan bertambah, Susi tetap energik seperti biasanya. Saat datang di kantor redaksi Jawa Pos, dia sedikit melompat dari mobil Toyota Alphard hitam yang mengantarnya. Langkahnya juga cepat. Anggota rombongan yang mengikuti sedikit kepontal-pontal mengejar.
Apakah masih enjoy menjadi menteri? Susi mengiyakan. Sejak awal, Susi mengatakan kepada Presiden Jokowi bahwa dirinya tidak bisa kompromi untuk mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai dengan prinsip dan pemikirannya. Dan selama ini, kata Susi, Jokowi mendukung penuh kebijakan yang dia ambil. ’’Ya kadang-kadang ada beberapa hal yang membuat saya merasa upset,’’ kata pejabat tamatan SMP tersebut. (c17/tom)
SEBULAN menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mulai risau. Kerisauan itu tidak terkait dengan pekerjaannya sebagai pejabat negara.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan