Sebulan, Satu Pelajar Tewas Akibat Tawuran

Sebulan, Satu Pelajar Tewas Akibat Tawuran
Sejumlah siswa SMA yang terlibat tawuran di Jakarta. Foto: Haritsah Almudatsir/Jawa Pos

”Setelah masuk geng itu, saya mengenal serunya tawuran di Jakarta. Saya juga menjabat posisi pendamping yang udah termasuk tinggi, udah disegani banget di sekolah,” lanjut Franky.

Bak film Crows Zero yang sering ditontonnya, tawuran sering diadakan di Jalan Kyai Tapa, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, depan Roxy Square. Franky kerap berada di garis depan penyerangan bersama Ando. Meski begitu, kadang tangannya gemetar bila musuh membawa jenis senjata tajam yang lebih panjang ketimbang miliknya.

”Saya biasanya membawa gir sama celurit,” ujarnya.

Bagi Franky, momen paling menyenangkan dan adrenalin terpacu adalah melihat musuh kesakitan atau berdarah akibat terkena sabetan girnya. Belum lagi bila musuh bisa dipukul mundur. Dia juga menjelaskan cara memenangkan pertarungan. Yakni, membuat musuh takut lebih dahulu (psywar).

”Makanya, kami harus bawa barang-barang yang ngeri. Misalnya, senjata tajam atau gergaji es, biasanya dibikin sama anak-anak di tukang las. Tujuannya, bikin musuh keder duluan, baru kami bisa nyerang dia,” jelas dia.

Hingga kini sekolahnya termasuk yang disegani di wilayah Taman Sari dan sekitarnya. Biasanya tawuran dilakukan di akhir pekan dan di tempat-tempat yang disepakati. Atau, mereka sekadar berjalan-jalan ke daerah musuh. Namun, sejak ada Twitter dan Facebook, mereka tawur secara dadakan. Geng KJ35 juga memiliki musuh abadi. Yaitu, geng dari SMK 53 KML danSTM BT yang sering mereka hadapi.

Menurut data polisi, setidaknya ada hampir seratus geng pelajar di Jakarta yang eksis. Seluruhnya terlibat dalam situasi yang absurd. Yakni, saling bertarung dan terkadang berkoalisi.

Serangan dan strategi yang dipakai pun semakin brutal. Yang terbaru, para pelajar tidak lagi menyerang hanya memakai senjata tajam atau tongkat. Mereka bahkan menyiram wajah musuh pakai air keras. Ada lima kasus seperti itu yang membuat korbannya cacat seumur hidup.

JAKARTA - Soal kekerasan, dunia pelajar di Jakarta sungguh masuk situasi darurat. Tidak perlu banyak analisis. Data menunjukkan hal itu. Sepanjang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News