Sebulan, Satu Pelajar Tewas Akibat Tawuran

Sebulan, Satu Pelajar Tewas Akibat Tawuran
Sejumlah siswa SMA yang terlibat tawuran di Jakarta. Foto: Haritsah Almudatsir/Jawa Pos

Pemprov DKI maupun aparat kepolisian tidak tinggal diam. Sejumlah langkah dilakukan. Dua pekan lalu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memerintahkan pembubaran 15 geng pelajar di Jakarta.

’’Selain itu, bila terbukti menjadi otak geng pelajar, siswa tidak boleh bersekolah di Jakarta lagi. Tidak hanya dikeluarkan, dia akan di-blacklist,’’ tegas Ahok.

’’Masih banyak anak baik-baik yang ingin mendapatkan akses pendidikan di Jakarta secara benar,’’ tambahnya.

Polisi juga kerap menggelar razia di titik-titik yang kerap dijadikan para pelajar untuk berkumpul.

’’Kami sudah menahan beberapa. Kalau terindikasi pidana dan sulit dibina, tentu kami akan memprosesnya,’’ kata Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto.

Namun, upaya tersebut tampaknya gagal. Aparat sepertinya tidak bisa memahami akar permasalahannya. Buktinya, angka tawuran pelajar justru meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Data polisi menyebutkan, tahun sebelumnya hanya terjadi 635 tawuran. Tapi, hingga November 2014, terjadi 769 tawuran.

Tengok saja penuturan Franky ketika ditanya soal pembubaran geng oleh Ahok.
’’Hahaha, ini gaya hidup, Bang. Sebagai pendatang baru, siapa pun harus membuktikan dirinya,’’ ucapnya, kemudian tertawa. ’’Lagian yang dibubarkan itu geng yang ada di Jakarta Selatan. Jakarta Barat mah aman,’’ tambah dia.

Kalau tindakan polisi bagaimana? Lagi-lagi Franky tertawa sebelum menjawabnya.
"Polisi itu dari dulu musuh. Kami kucing-kucingan sejak dulu. Jadi, apa bedanya dengan sekarang,’’ tegasnya.

JAKARTA - Soal kekerasan, dunia pelajar di Jakarta sungguh masuk situasi darurat. Tidak perlu banyak analisis. Data menunjukkan hal itu. Sepanjang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News