Sebut Ada Skenario Jahat di Pilpres 2024, SBY Dinilai Bukan Negarawan

Sebut Ada Skenario Jahat di Pilpres 2024, SBY Dinilai Bukan Negarawan
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menemui Surya Paloh. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Menurut Hasto, SBY bisa bijak apabila mengetahui adanya dugaan kecurangan dalam pemilu dengan melaporkan kepada lembaga negara yang berkaitan.

"Ketika Bapak SBY mendengar dan kemudian mengetahui, ya, itu disampaikan ke proses hukum dan segala sesuatunya harus berakar dari segala koridor hukum yang ada," dia menambahkan.

Sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku harus turun gunung untuk menghadapi Pemilu 2024.

Hal itu terungkap dalam potongan video pidato SBY dalam Rapimnas Demokrat, Kamis (15/9) yang diunggah oleh akun pdemokrat.sumut di Tiktok.

SBY dalam pidatonya menyebutkan alasan dirinya harus turun gunung menghadapi Pemilu 2024.

Presideng ke-6 Republik Indonesia itu mengeklaim dirinya mengetahui tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan adil.

"Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ujar SBY yang dikutip JPNN.com, Sabtu (17/9).

Dia juga mengeklaim Partai Demokrat sebagai oposisi bersama koalisi yang akan dibentuk nanti tidak akan bisa mengajukan pasangan capres-cawapres sendiri.

Hasto menyebut tuduhan SBY saat Rapimnas Partai Demokrat sangat serius, tetapi jauh dari fakta yang dialamatkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News